Dakwahpos.com, Bandung – DKM Qudwah Majalaya menggelar kajian bertema "Kajian Hadis" di Masjid Qudwah Majalaya, Sabtu (4/10/2025) ba'da Magrib. Kajian ini menghadirkan Ustaz Iim Ibrohim dan diikuti oleh jemaah Masjid Qudwah, aparatur pemerintah setempat, dan seluruh pengurus DKM Qudwah.
Dalam kajian tersebut Ustaz Iim membahas tentang strategi dakwah kepada anak muda melalui pendekatan emosional dan sosial. Ia menjelaskan bahwa anak muda saat ini identik dengan kebiasaan berkumpul atau nongkrong, sehingga pendekatan dakwah perlu disesuaikan dengan pola pikir dan gaya hidup mereka.
Ia memaparkan bahwa dakwah kepada anak muda bisa dilakukan dengan pendekatan emosional yang tepat seperti melalui diskusi dan komunikasi emosional. Hal tersebut dilakukan karena anak muda saat ini cenderung menyukai hal-hal yang bersifat sosial dan interaktif. Sehingga hal itu bisa menjadi desain strategi dakwah yang baik untuk menanamkan nilai dakwah Islam kepada anak muda saat ini.
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwa aktivitas berkumpul atau nongkrong bisa memberikan dampak positif karena dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan bersosialisasi. Namun, jika tidak diimbangi dengan kontrol waktu dan tujuan, kegiatan tersebut juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti kelalaian dan lupa waktu.
Ustaz Iim juga mengaitkan hal ini dengan ajaran Al-Qur'an dan hadis. Dalam surah An-Nur, dijelaskan bahwa tidak ada larangan untuk bersilaturahmi atau berkumpul. Begitupun dalam hadis Nabi juga dijelaskan bahwa para sahabat memiliki waktu tertentu untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan tetap memerhatikan syariat.
"Beberapa syariat atau ajaran yang diperintahkan saat berkumpul, yang pertama jaga pandangan, yang kedua tidak mengganggu orang lain, dan yang ketiga berani mengajak berbuat Makruf dan mencegah yang mungkar," ujarnya
"Dalam hadis Bukhari, kata Rasulullah dijelaskan, bahwa ada dua nikmat yang sering dilupakan oleh manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang. Kemudian di hadis berikutnya dijelaskan bahwa seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaknya seseorang memerhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya, kalau mau nongkrong lihat dulu karakter seseorang yang mengajaknya," tambahnya.
Kajian ditutup dengan ajakan untuk memanfaatkan waktu luang dan sehat untuk hal bermanfaat, mempererat kekeluargaan, menginternalisasi nilai-nilai Islam, serta menjaga pandangan, dan mengajak kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.
Reporter : Santi Sri Mulyani, KPI 3/C
Tidak ada komentar
Posting Komentar