Dakwahpos.com, Bandung - Ano Suparno atau biasa dipanggil Ustaz Ano, ia merupakan Ketua Yayasan di Masjid Al-Munawwarah Pasirlayung yang menaungi semua kegiatan di lembaga yayasan. Diantarinya kegiatan memakmurkan masjid, kegiatan mendidik anak-anak di Madrasah Diniyyah (sekolah agama). Menjadi ahli agama bukanlah impiannya, melainkan kewajiban sebagai seorang muslim harus mendakwahkan Islam kepada manusia atau masyarakat.
"Memang ketika Sekolah Dasar saya mau melanjutkan kesekolah umum SMEF lalu ke sekolah teknik dan ekonomi, tetapi ternyata orang tua mencita-citakan saya sebagai ahli agama, maka saya dimasukkan ke pesantren dan ternyata saya mengikuti kemauan orang tua yaitu masuk pesantren sampai selesai selama 7 tahun." Ucapnya.
Setelah lulus pesantren ia melanjutkan ke perguruan tinggi (Unisba). Di perguruan tingginya ia mengambil kuliah jurusan Pendidikan Agama Islam, sampai lulus S1. Ia berkata tidak ada rasa berat saat harus menggugurkan cita-cita sekolah teknik dan menjadi ahli agama karena itu juga satu pekerjaan yang terpuji.
"Selanjutnya setelah lulus dari Unisba, saya ikut testing di Dinas Pendidikan. Setelah lulus saya diangkat oleh Dinas Pendidikan sebagai Guru PNS dan ditugaskan mengajar Pendidikan Agama Islam di SMEA Rangkasbitung, Banten. Tidak berselang lama saya diminta oleh orangtua kembali ke Bandung membantu orang tua dalam pengembangan dan pembinaan yayasan. Setelah diminta pulang ke Bandung maka saya lanjut mengajar di SMA 12 Bandung sampai pensiun, kurang lebih 40 tahun lamanya saya mengajar di Bandung." Ucapnya.
Bukan hal unik yang ia dapatkan selama menjadi ketua yayasan, melainkan banyak tantangan dan rintangan yaitu sulitnya mencari dana untuk menjalankan pengelolaan Madrasah Diniyyah dalam hal dana untuk mensejahterakan para guru yang bertugas di madrasah. Disamping pengelolaan Madrasah Diniyyah yayasan juga menyelenggarakan pendidikan prasekolah (Taman Kanak-Kanak), di bawah Dinas Pendidikan.
Reporter: Gisna Salima. KPI/ 3B
"Memang ketika Sekolah Dasar saya mau melanjutkan kesekolah umum SMEF lalu ke sekolah teknik dan ekonomi, tetapi ternyata orang tua mencita-citakan saya sebagai ahli agama, maka saya dimasukkan ke pesantren dan ternyata saya mengikuti kemauan orang tua yaitu masuk pesantren sampai selesai selama 7 tahun." Ucapnya.
Setelah lulus pesantren ia melanjutkan ke perguruan tinggi (Unisba). Di perguruan tingginya ia mengambil kuliah jurusan Pendidikan Agama Islam, sampai lulus S1. Ia berkata tidak ada rasa berat saat harus menggugurkan cita-cita sekolah teknik dan menjadi ahli agama karena itu juga satu pekerjaan yang terpuji.
"Selanjutnya setelah lulus dari Unisba, saya ikut testing di Dinas Pendidikan. Setelah lulus saya diangkat oleh Dinas Pendidikan sebagai Guru PNS dan ditugaskan mengajar Pendidikan Agama Islam di SMEA Rangkasbitung, Banten. Tidak berselang lama saya diminta oleh orangtua kembali ke Bandung membantu orang tua dalam pengembangan dan pembinaan yayasan. Setelah diminta pulang ke Bandung maka saya lanjut mengajar di SMA 12 Bandung sampai pensiun, kurang lebih 40 tahun lamanya saya mengajar di Bandung." Ucapnya.
Bukan hal unik yang ia dapatkan selama menjadi ketua yayasan, melainkan banyak tantangan dan rintangan yaitu sulitnya mencari dana untuk menjalankan pengelolaan Madrasah Diniyyah dalam hal dana untuk mensejahterakan para guru yang bertugas di madrasah. Disamping pengelolaan Madrasah Diniyyah yayasan juga menyelenggarakan pendidikan prasekolah (Taman Kanak-Kanak), di bawah Dinas Pendidikan.
Reporter: Gisna Salima. KPI/ 3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan