Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Nurul Iman di Komplek Taman Cipadung Indah, Kecamatan Panyileukan, Bandung, telah berkembang menjadi pusat ibadah dan pemberdayaan umat yang menginspirasi. Dengan slogan "Jamaah makmurkan masjidnya, masjid makmurkan jamaahnya", masjid yang dikelola oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) pimpinan Kurnadi ini menjalankan berbagai program inovatif untuk memakmurkan jamaah.
Sejarah Masjid Nurul Iman bermula dari kebutuhan warga Komplek Taman Cipadung Indah yang mulai berkembang sejak 1984-1985. Awalnya difasilitasi oleh pihak pengembang PT Hasta Kencana, masjid ini kemudian mengalami pembangunan besar pada tahun 2020.
"Awalnya, Komplek Taman Cipadung Indah mulai berdiri sekitar tahun 1984-1985. Pihak pengembang perumahan (PT Hasta Kencana) yang saat itu membangun komplek, memberikan fasilitas awal berupa dukungan pembangunan masjid. Sekitar tahun 2020 dilakukan pembangunan besar Masjid Nurul Iman," ujar Kurnadi, Ketua DKM Masjid Nurul Iman yang menjabat sejak 2021, Jumat (25/7/2025).
Masjid yang melayani sekitar 450 kepala keluarga di RW 01 ini tidak hanya dimanfaatkan oleh warga komplek, tetapi juga masyarakat sekitar, termasuk mahasiswa dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan STIKes Bhakti Kencana.
Kurnadi menjelaskan bahwa sejak menjabat pada 2021, DKM menyusun visi yang jelas untuk mengarahkan kegiatan dakwah ke depan. Visi yang ditetapkan adalah "Mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam pemberdayaan umat".
"Mengelola masjid itu dinamis sekali, terutama karena jamaahnya sangat heterogen. Keberagaman ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk dakwah," ungkap Kurnadi.
Untuk mencapai visi tersebut, DKM menetapkan lima program utama: meningkatkan tata kelola organisasi masjid yang baik, menjadikan masjid sebagai pusat belajar-mengajar, meningkatkan gerakan cinta masjid di kalangan milenial, menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat, serta membangun sinergi dengan berbagai pihak.
Salah satu program unggulan yang berhasil direalisasikan adalah pengadaan ambulans. Dari modal awal Rp100 juta lebih, melalui sistem lelang donatur, dana terkumpul hingga sekitar Rp300 juta sehingga ambulans Toyota Innova dapat dibeli lengkap dengan peralatan.
"Kepercayaan pengurus kepada jamaah itu penting. Begitu kami mendapat kepercayaan, program pertama yang kami jalankan adalah pengadaan ambulans," kata Kurnadi.
Program lain yang tak kalah menonjol adalah penggantian karpet masjid. Dengan modal awal hanya Rp10 juta dari BAZNAS, berkat dukungan jamaah terkumpul Rp165 juta sehingga karpet dapat diganti penuh tepatnya tiga bulan sebelum Ramadan 2021.
Pada tahun 2023, sejalan dengan visi menjadikan masjid sebagai pusat belajar-mengajar, DKM mendirikan Lembaga Pendidikan Qur'an (LPQ) di lantai dua dengan slogan "Membangun Insan Qur'ani". Pembangunan fasilitas ini menghabiskan dana hampir Rp200 juta.
"Kami ingin masjid ini tidak hanya menjadi tempat memperkuat hubungan dengan Allah (habluminAllah) saja, tetapi juga mempererat hubungan antar manusia (habluminannas)," jelas Kurnadi.
Masjid Nurul Iman menyelenggarakan berbagai kegiatan rutin untuk memenuhi kebutuhan spiritual jamaah. Kegiatan harian meliputi pengajian bapak-bapak, kajian ba'da Magrib, kultum ba'da Shubuh, pengajian ibu-ibu ba'da Asar, dan ngaji Qur'an serta Iqra di LPQ setiap hari ba'da Magrib.
Kegiatan mingguan berupa yasinan dan santunan serta shalat Jumat, sedangkan kegiatan bulanan adalah syukuran bulanan. Adapun kegiatan tahunan meliputi peringatan Idul Fitri, Idul Adha, Muharram, Isra Mi'raj, dan Maulid Nabi.
DKM juga mengembangkan program pemberdayaan ekonomi melalui modal bergulir. Dana awal Rp5 juta diberikan kepada pelaku usaha kecil sebesar Rp500 ribu per orang, yang dicicil Rp50 ribu per minggu tanpa bunga dengan masa tenggang 2-3 bulan.
"Contohnya program modal bergulir: dana diberikan kepada pelaku usaha kecil seperti tukang nasi goreng atau nasi kuning sebesar Rp500 ribu per orang, dicicil tanpa bunga," terang Kurnadi.
Selain itu, program "Jumat Berkah" yang menyalurkan makanan dan infak sekaligus memberi peluang usaha bagi penyedia makanan turut mendukung pemberdayaan ekonomi jamaah.
Dalam upaya modernisasi, DKM mencanangkan operasional masjid berbasis digital bekerja sama dengan Telkom IndiHome. Masjid mendapat layanan internet gratis selama setahun dan meresmikan perpustakaan digital serta website masjid.
"Alhamdulillah, kami mendapat layanan internet gratis selama setahun, disaksikan langsung oleh Pak Wali Kota saat penandatanganan MoU," kata Kurnadi.
Kurnadi berharap Masjid Nurul Iman dapat terus berkembang menjadi inspirasi bagi masjid lain. Ke depan, DKM berencana mendirikan koperasi masjid, pelayanan haji (KPIH), dan mengembangkan lebih lanjut Lembaga Pendidikan Qur'an.
"Harapan saya terhadap perkembangan Masjid Nurul Iman adalah agar keberadaan masjid tidak hanya meningkatkan aktivitas habluminAllah, tetapi juga menjadi tempat yang nyaman bagi jamaah," harap Kurnadi.
DKM juga fokus membangun gerakan "Milenial Cinta Masjid" dengan menciptakan suasana masjid yang nyaman agar generasi muda betah beraktivitas di masjid. Prinsip moderasi juga diterapkan dengan meminimalisir perbedaan khilafiyah namun tetap berpegang pada prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dengan berbagai program inovatif dan visi yang jelas, Masjid Nurul Iman telah membuktikan bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan umat yang mampu memberikan manfaat nyata bagi jamaah dan masyarakat sekitar.
Reporter: Arif Kusuma Putra (KPI A)
Sejarah Masjid Nurul Iman bermula dari kebutuhan warga Komplek Taman Cipadung Indah yang mulai berkembang sejak 1984-1985. Awalnya difasilitasi oleh pihak pengembang PT Hasta Kencana, masjid ini kemudian mengalami pembangunan besar pada tahun 2020.
"Awalnya, Komplek Taman Cipadung Indah mulai berdiri sekitar tahun 1984-1985. Pihak pengembang perumahan (PT Hasta Kencana) yang saat itu membangun komplek, memberikan fasilitas awal berupa dukungan pembangunan masjid. Sekitar tahun 2020 dilakukan pembangunan besar Masjid Nurul Iman," ujar Kurnadi, Ketua DKM Masjid Nurul Iman yang menjabat sejak 2021, Jumat (25/7/2025).
Masjid yang melayani sekitar 450 kepala keluarga di RW 01 ini tidak hanya dimanfaatkan oleh warga komplek, tetapi juga masyarakat sekitar, termasuk mahasiswa dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan STIKes Bhakti Kencana.
Kurnadi menjelaskan bahwa sejak menjabat pada 2021, DKM menyusun visi yang jelas untuk mengarahkan kegiatan dakwah ke depan. Visi yang ditetapkan adalah "Mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam pemberdayaan umat".
"Mengelola masjid itu dinamis sekali, terutama karena jamaahnya sangat heterogen. Keberagaman ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk dakwah," ungkap Kurnadi.
Untuk mencapai visi tersebut, DKM menetapkan lima program utama: meningkatkan tata kelola organisasi masjid yang baik, menjadikan masjid sebagai pusat belajar-mengajar, meningkatkan gerakan cinta masjid di kalangan milenial, menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat, serta membangun sinergi dengan berbagai pihak.
Salah satu program unggulan yang berhasil direalisasikan adalah pengadaan ambulans. Dari modal awal Rp100 juta lebih, melalui sistem lelang donatur, dana terkumpul hingga sekitar Rp300 juta sehingga ambulans Toyota Innova dapat dibeli lengkap dengan peralatan.
"Kepercayaan pengurus kepada jamaah itu penting. Begitu kami mendapat kepercayaan, program pertama yang kami jalankan adalah pengadaan ambulans," kata Kurnadi.
Program lain yang tak kalah menonjol adalah penggantian karpet masjid. Dengan modal awal hanya Rp10 juta dari BAZNAS, berkat dukungan jamaah terkumpul Rp165 juta sehingga karpet dapat diganti penuh tepatnya tiga bulan sebelum Ramadan 2021.
Pada tahun 2023, sejalan dengan visi menjadikan masjid sebagai pusat belajar-mengajar, DKM mendirikan Lembaga Pendidikan Qur'an (LPQ) di lantai dua dengan slogan "Membangun Insan Qur'ani". Pembangunan fasilitas ini menghabiskan dana hampir Rp200 juta.
"Kami ingin masjid ini tidak hanya menjadi tempat memperkuat hubungan dengan Allah (habluminAllah) saja, tetapi juga mempererat hubungan antar manusia (habluminannas)," jelas Kurnadi.
Masjid Nurul Iman menyelenggarakan berbagai kegiatan rutin untuk memenuhi kebutuhan spiritual jamaah. Kegiatan harian meliputi pengajian bapak-bapak, kajian ba'da Magrib, kultum ba'da Shubuh, pengajian ibu-ibu ba'da Asar, dan ngaji Qur'an serta Iqra di LPQ setiap hari ba'da Magrib.
Kegiatan mingguan berupa yasinan dan santunan serta shalat Jumat, sedangkan kegiatan bulanan adalah syukuran bulanan. Adapun kegiatan tahunan meliputi peringatan Idul Fitri, Idul Adha, Muharram, Isra Mi'raj, dan Maulid Nabi.
DKM juga mengembangkan program pemberdayaan ekonomi melalui modal bergulir. Dana awal Rp5 juta diberikan kepada pelaku usaha kecil sebesar Rp500 ribu per orang, yang dicicil Rp50 ribu per minggu tanpa bunga dengan masa tenggang 2-3 bulan.
"Contohnya program modal bergulir: dana diberikan kepada pelaku usaha kecil seperti tukang nasi goreng atau nasi kuning sebesar Rp500 ribu per orang, dicicil tanpa bunga," terang Kurnadi.
Selain itu, program "Jumat Berkah" yang menyalurkan makanan dan infak sekaligus memberi peluang usaha bagi penyedia makanan turut mendukung pemberdayaan ekonomi jamaah.
Dalam upaya modernisasi, DKM mencanangkan operasional masjid berbasis digital bekerja sama dengan Telkom IndiHome. Masjid mendapat layanan internet gratis selama setahun dan meresmikan perpustakaan digital serta website masjid.
"Alhamdulillah, kami mendapat layanan internet gratis selama setahun, disaksikan langsung oleh Pak Wali Kota saat penandatanganan MoU," kata Kurnadi.
Kurnadi berharap Masjid Nurul Iman dapat terus berkembang menjadi inspirasi bagi masjid lain. Ke depan, DKM berencana mendirikan koperasi masjid, pelayanan haji (KPIH), dan mengembangkan lebih lanjut Lembaga Pendidikan Qur'an.
"Harapan saya terhadap perkembangan Masjid Nurul Iman adalah agar keberadaan masjid tidak hanya meningkatkan aktivitas habluminAllah, tetapi juga menjadi tempat yang nyaman bagi jamaah," harap Kurnadi.
DKM juga fokus membangun gerakan "Milenial Cinta Masjid" dengan menciptakan suasana masjid yang nyaman agar generasi muda betah beraktivitas di masjid. Prinsip moderasi juga diterapkan dengan meminimalisir perbedaan khilafiyah namun tetap berpegang pada prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dengan berbagai program inovatif dan visi yang jelas, Masjid Nurul Iman telah membuktikan bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan umat yang mampu memberikan manfaat nyata bagi jamaah dan masyarakat sekitar.
Reporter: Arif Kusuma Putra (KPI A)
Tidak ada komentar
Posting Komentar