Dakwahpos.com, Bandung- Ratna Yuningsih, Ketua Majelis Ta'lim Al-Hasan 2 yang menjadi panutan di kalangan masyarakat Cipadung kidul. Aktivis yang penasaran dengan agama Islam kemudian ia dalami sejak masa kanak-kanak.
Bermula dari penasaran, Pertanyaan-pertanyaan yang tersirat dalam benaknya kini terjawab sudah dan menjadikan ia sebagai tokoh besar. Background keluarga dan label pendidikan bukan suatu alasan untuk mempelajari dan mendalami ajaran Islam.
"Sejak usia 5 tahun saya sudah rutin mengikuti pengajian di masjid. Karena cita-cita mah ingin jadi santri cuma gajadi, akhirnya jadi santri kalong dari masjid ke masjid," urai Ratna.
Sebelum menjadi ketua Majelis Ta'lim, Ratna bekerja menjadi kontraktor swasta dari tahun 1992-1999. Namun dalam perjalanan sebagai kontraktor ia di uji oleh Allah Swt dengan suami yang Sakit stroke. Rasa putus asa tidak ada sedikit pun dalam diri Ratna, sejak itu ia terjun kembali menjadi santri kalong di Pajagalan dan aktif di berbagai kegiatan Majelis Ta'lim.
Hingga pada akhirnya, Februari 2009 ia di amanahi menjadi ketua Majelis sampai saat ini. Awalnya suami beliau melarang dengan dalih harus fokus kepada keluarga karna anak-anaknya masih kecil, tetapi ibu-ibu terus merayu dan memilih beliau karena beranggapan bahwa rumahnya dekat dengan masjid dan itu akan mempermudah jalannya kegiatan.
"Saya memandu ibu-ibu disini bukan menjadi ketua sebenarnya, tetapi mendampingi. Karena ibu pun sama-sama masih belajar dan dari usia pun banyak yang lebih senior, jadi ibu juga sedang berguru kepada beliau-beliau," terusnya
Penulis: Fikri Sholehudin / KPI3B
Bermula dari penasaran, Pertanyaan-pertanyaan yang tersirat dalam benaknya kini terjawab sudah dan menjadikan ia sebagai tokoh besar. Background keluarga dan label pendidikan bukan suatu alasan untuk mempelajari dan mendalami ajaran Islam.
"Sejak usia 5 tahun saya sudah rutin mengikuti pengajian di masjid. Karena cita-cita mah ingin jadi santri cuma gajadi, akhirnya jadi santri kalong dari masjid ke masjid," urai Ratna.
Sebelum menjadi ketua Majelis Ta'lim, Ratna bekerja menjadi kontraktor swasta dari tahun 1992-1999. Namun dalam perjalanan sebagai kontraktor ia di uji oleh Allah Swt dengan suami yang Sakit stroke. Rasa putus asa tidak ada sedikit pun dalam diri Ratna, sejak itu ia terjun kembali menjadi santri kalong di Pajagalan dan aktif di berbagai kegiatan Majelis Ta'lim.
Hingga pada akhirnya, Februari 2009 ia di amanahi menjadi ketua Majelis sampai saat ini. Awalnya suami beliau melarang dengan dalih harus fokus kepada keluarga karna anak-anaknya masih kecil, tetapi ibu-ibu terus merayu dan memilih beliau karena beranggapan bahwa rumahnya dekat dengan masjid dan itu akan mempermudah jalannya kegiatan.
"Saya memandu ibu-ibu disini bukan menjadi ketua sebenarnya, tetapi mendampingi. Karena ibu pun sama-sama masih belajar dan dari usia pun banyak yang lebih senior, jadi ibu juga sedang berguru kepada beliau-beliau," terusnya
Penulis: Fikri Sholehudin / KPI3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan