Acara ini bertujuan mendorong umat untuk tidak memisahkan urusan duniawi dari ketaatan agama, serta memberikan pemahaman mendalam mengenai konsep tawakal sejati. Ustaz Junaedi menjelaskan bahwa melibatkan Allah dalam segala urusan adalah kewajiban yang didasari tiga keyakinan pokok.
Pertama, Allah adalah Pemilik langit dan bumi, termasuk semua masalah dan nikmat yang kita hadapi. Kedua, Dia adalah satu-satunya sumber kekuatan dan pertolongan, seperti ditegaskan dalam La haula wala quwwata illa billah. Menurutnya, semua pencapaian kita murni anugerah, bukan kehebatan diri. Ketiga, sikap ini adalah bukti tawakal sejati, yaitu berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha (ikhtiar) maksimal. Beliau mengingatkan, tawakal bukanlah sikap pasrah tanpa usaha.
Beliau juga menjelaskan manfaat apabila kita konsisten melibatkan Allah, terdapat jaminan dan keuntungan besar yang dijanjikan Allah. Salah satunya adalah ketenangan hati, sebab hati hanya akan merasa damai dengan mengingat Allah.
"Membangun hubungan baik dengan Allah harus dilakukan melalui ibadah yang bersih dari unsur kesyirikan. Ibadah yang dilakukan tujuannya harus Lillah (karena Allah), setelah itu baru kita bebas memohon apa pun, misalnya rezeki atau kenaikan jabatan," jelas Ustaz Junaedi, mengingatkan agar jemaah berhati-hati dengan niat yang salah dalam ibadah.
"Orang yang betul-betul membangun hubungan baik dengan Allah, sudah pasti akan baik hubungannya dengan sesama manusia." ujar ustaz Junaedi sebelum menutup kajian.
Kajian ditutup dengan sesi tanya jawab singkat yang membahas kaitan antara Hablum Minallah (hubungan baik dengan Allah) dan Hablum Minannas (hubungan baik dengan manusia).
Reporter: Hilmy Faishal Dzaky/KPI 3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar