Dakwahpos.com, Bandung - Nurdin Sa'bana atau biasa dipanggil "Idong" oleh orang- orang disekitarnya. la lahir di kota Bandung pada tanggal 11 September 1974 (49) dari pasangan Dana Dzakaria dan Ihat Rohayati. Dengan jumlah saudara 7 orang, beliau merupakan putra ke 5 dari jumlah yang ada.
Ustaz Nurdin Sa'bana merupakan sosok yang tangguh, mandiri, dan kuat karena beliau mengalami luka-liku dan kesusahan di masa sekolahnya. Semasa menginjak masa SMA atau Mualimin beliau tidak sempat menyelesaikannya karena salah satu faktornya yaitu ekonomi. Toko yang di miliki oleh orang tuanya di boikot oleh masyarakat sekitar karena seorang ayahnya yang keras untuk berdakwah dari Al-Quran dan Sunnah. Namun beliau tidak menyerah begitu saja ia tetap ingin mencari ilmu meskipun tidak kuliah.
"Ana tidak usah kuliah untuk mencari ilmu, karena ilmu dari Allah" tutur ustaz Nurdin.
Karena beliau tidak sempat lulus pada masa Mualimin nya karena salah satu faktornya yaitu ekonomi, beliau tetap semangat mencari ilmu dengan masuk pesantren Tahdzibul Washiyyah atau sering disebut dengan Gumuruh binaan K.H Ust Utsman. Beliau belajar selama puluhan tahun di sana.
Belajar dari sosok beliau pun ia merupakan seorang pendakwah yang tidak keras tidak pernah memarahi jamaahnya ketika berbeda pendapat, selalu mengamalkan dahulu apa yang akan beliau sampaikan, dan beliau seseorang yang sangat ikhlas dalam berdakwah, karena beliau tidak pernah mematok biaya ketika dia diundang.
"Ana mah tidak suka turaf-tarif, yang penting ngajar yang bagus" ucap beliau.
Dengan semangatnya beliau untuk mencari ilmu dan mengajar kepada jamaahnya, beliau pun di amanati sebagai DKM Masjid Nurul Ilmi Cibiru Wetan, selain itu beliau juga aktif di perkumpulan keagamaan, organisasi Persatuan Islam.
Reporter Raphy Achmad Zacky KPI/3C
Ustaz Nurdin Sa'bana merupakan sosok yang tangguh, mandiri, dan kuat karena beliau mengalami luka-liku dan kesusahan di masa sekolahnya. Semasa menginjak masa SMA atau Mualimin beliau tidak sempat menyelesaikannya karena salah satu faktornya yaitu ekonomi. Toko yang di miliki oleh orang tuanya di boikot oleh masyarakat sekitar karena seorang ayahnya yang keras untuk berdakwah dari Al-Quran dan Sunnah. Namun beliau tidak menyerah begitu saja ia tetap ingin mencari ilmu meskipun tidak kuliah.
"Ana tidak usah kuliah untuk mencari ilmu, karena ilmu dari Allah" tutur ustaz Nurdin.
Karena beliau tidak sempat lulus pada masa Mualimin nya karena salah satu faktornya yaitu ekonomi, beliau tetap semangat mencari ilmu dengan masuk pesantren Tahdzibul Washiyyah atau sering disebut dengan Gumuruh binaan K.H Ust Utsman. Beliau belajar selama puluhan tahun di sana.
Belajar dari sosok beliau pun ia merupakan seorang pendakwah yang tidak keras tidak pernah memarahi jamaahnya ketika berbeda pendapat, selalu mengamalkan dahulu apa yang akan beliau sampaikan, dan beliau seseorang yang sangat ikhlas dalam berdakwah, karena beliau tidak pernah mematok biaya ketika dia diundang.
"Ana mah tidak suka turaf-tarif, yang penting ngajar yang bagus" ucap beliau.
Dengan semangatnya beliau untuk mencari ilmu dan mengajar kepada jamaahnya, beliau pun di amanati sebagai DKM Masjid Nurul Ilmi Cibiru Wetan, selain itu beliau juga aktif di perkumpulan keagamaan, organisasi Persatuan Islam.
Reporter Raphy Achmad Zacky KPI/3C
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan