Pengajian DKM Baburrahman Kujangsari : Perhatikan Cara Shalat Nabi Muhammad SAW

Pengajian DKM Baburrahman Kujangsari : Perhatikan Cara Shalat Nabi Muhammad SAW
 
Dakwahpos.com, Bandung- DKM Baburrahman yang beralamat di komplek Buah batu Regency, Jl. Terusan Buah Batu, kujangsari, Kec. Bandung Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat mengadakan Pengajian hari sabtu (21/10/2023) yang dibawakan oleh pemateri Ustaz Ibrohim Muhammad Mundzir.

Pengajian ini dilaksanakan setelah Salat Subuh berjamaah, yang dihadiri oleh masyarakat komplek Buah batu regency dan terbuka untuk seluruh masyarakat umum.

Pengajian ini biasa di buka terlebih dahulu dengan Moderator dan pembaca Ayat Suci Al-Quran sebelum memasuki agenda ceramah dari pemateri.

Pemateri menyampaikan terlebih dahulu tentang sejarah perpindahan kiblat Salat yang sebelumnya Nabi dan umatnya Salat menghadap Masjidil Aqsa, diawal Nabi diangkat menjadi Nabi beliau sudah di perintahkan untuk melaksanakan Salat, cuma pada saat itu Nabi masih melaksanakan 2 kali Salat yaitu Salat diawal hari dan di akhir hari, kemudian pada tahun sebelum kenabian Rasulullah SAW. Di Isra kan dan di Miraj kan nah sejak saat itu ada Salat lima waktu, kemudian kiblat pada awal saat itu ada dua yaitu menjadikan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa satu arah kiblat, yang pada saat itu Rasulullah 3 tahun Salat di Makkah dan beliau hijrah ke Madienah dan melaksanakan Salat di berada di putaran antara Makkah dan perintah Allah untuk menjadikan Masjidil Aqsa sebagai arah kiblat juga, kemudian saat itu Nabi memohon kepada Allah agar diubah arah kiblat menjadi kearah Makkah saja yang kemudian turunlah Surah Al-Baqarah ayat 144 yang inti isinya Allah mengabulkan do'a Nabi untuk memindahkan kiblat menjadi kearah Masjidil Haram saja.

Rasulullah SAW. Pernah melaksanakan Salat saat berkendara, saat itu Rasul Salat tidak menghadap kiblat untuk Salat Sunnah, akan tetapi ketika akan melaksanakan Salat wajib beliau turun dan Salat menghadap kiblat, kecuali jika ada halangan saat kita sedang berkendara di kendaraan yang tidak bisa turun dahulu, maka tidak apa-apa melaksanakan Salat wajib diatas kendaraan karna Allah tidak memberatkan umatnya dalam segala urusan, maka jika situasi saat itu Salat takbir menghadap kiblat dan setelahnya saat Salat tidak apa-apa jika tidak menghadap kiblat.

Selain menghadap kiblatnya kita jangan lupa untuk memenuhi syarat Salat, berwudu, atau bersih dari hadast, tempat yang bersih tidak bernajis, dan lainnya. Kemudian Nabi pernah Salat sendiri kemudian ada Ibnu Abbas menjadi Ma'mum saat itu yang dengan posisinya di sebelah kiri Nabi kemudian beliau memindahkan Ibnu Abbas kesebelah kanan beliau dengan sejajar dengan beliau.

" Para Jamaah Salatlah sesuai ketentuan Nabi jika mampu melaksanakan dengan berdiri maka berdirilah, jika ada udzur dari Salatmu maka tidak apa-apa melaksanakan Salat dengan duduk, dan apabila tidak mampu duduk maka sambal berbaring, intinya jangan sampai tidak Salat jika kesadaran kita masih ada, bagaimapun kondisi kita Salatlah semampunya, ingat bukan sebisanya tapi semampunya karna Salat bukan antara bisa atau tidak, tapi mampu kecuali kesadaran kita sudah tidak ada " Ujar Ustaz Ibrohim Muhammad Mundzir.

Pesan dari pemateri untuk Jamaah yaitu untuk terus Istiqomah dalam melaksanakan Salat karna perkara Salat bukan hal yang kecil, dan Salat adalah amalan pertama yang akan di pertanggung jawabkan oleh kita di Yaumul Hisab nanti.





Reporter : Riza Syeibban Nasta Budi, KPI/3D   

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023