Dakwahpos.com, Bandung – Majelis Taklim Al Mar`atush Sholihah menyelenggarakan pengajian rutin yang membahas Kitab Aqidatul Awam pada Jumat (12/09/2025). Acara ini diadakan untuk memperdalam pemahaman ilmu ketauhidan dan memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan Rabiul Awwal.
Acara dibuka dengan pembacaan Asmaul Husna, dilanjutkan dengan tawasul dan pembacaan Surat Yasin. Jamaah kemudian bersama-sama melantunkan nadzom Aqidatul Awam sebelum memulai kajian.
Penceramah, Ustadzah Neni Nuraeni Fadlah, menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dengan manfaatnya. Beliau juga mengingatkan jamaah akan nikmat Rububiyyah Allah yang diberikan kepada seluruh manusia, tanpa memandang mukmin, kafir, atau munafik.
Para jamaah mengikuti pengajian dengan khidmat, terutama saat pembahasan mengenai sifat-sifat wajib para Nabi dan Rasul. Ustadzah Neni menjelaskan empat sifat wajib bagi Rasul, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan risalah), dan fathonah (cerdas).
"Nabi menerima wahyu tetapi tidak diperintahkan menyampaikannya, sementara Rasul diperintahkan untuk menyampaikan risalah kepada umatnya," ujar Ustadzah Neni. Beliau juga menegaskan bahwa Rasul pasti seorang Nabi, tetapi Nabi belum tentu menjadi Rasul.
Menurut salah satu jamaah, Bu Santi, kajian ini sangat bermanfaat. "Mengikuti kajian aqidatul awam bagi saya mengulang dan mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari di masa lampau, tentang ilmu-ilmu ketauhidan," ungkapnya. Bu Santi juga berpesan, "Seiring bertambahnya umur dan berkurangnya daya ingat, sudah sepantasnya kita mengulang dan mempelajari kembali ilmu-ilmu tentang keislaman secara menyeluruh, tak ada batasan usia untuk terus belajar."
Ustadzah Neni juga menjelaskan sifat jaiz atau sifat kemanusiaan para Rasul. Rasul bisa sakit, makan, dan menikah, namun hal itu tidak mengurangi derajat kemuliaan mereka. "Nabi Muhammad itu manusia biasa, tetapi tidak seperti manusia biasa. Perumpamaannya mutiara, sedangkan kita hanyalah batu kerikil," ujarnya.
Sebagai penutup, beliau menyampaikan nasihat, "Jika Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka orang itu akan memperdalam pemahaman ilmu agama." Pengajian kemudian diakhiri dengan pembacaan doa Kifaratul Majlis.
Reporter: Tiara Nur`ilma, KPI/3D
Acara dibuka dengan pembacaan Asmaul Husna, dilanjutkan dengan tawasul dan pembacaan Surat Yasin. Jamaah kemudian bersama-sama melantunkan nadzom Aqidatul Awam sebelum memulai kajian.
Penceramah, Ustadzah Neni Nuraeni Fadlah, menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dengan manfaatnya. Beliau juga mengingatkan jamaah akan nikmat Rububiyyah Allah yang diberikan kepada seluruh manusia, tanpa memandang mukmin, kafir, atau munafik.
Para jamaah mengikuti pengajian dengan khidmat, terutama saat pembahasan mengenai sifat-sifat wajib para Nabi dan Rasul. Ustadzah Neni menjelaskan empat sifat wajib bagi Rasul, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan risalah), dan fathonah (cerdas).
"Nabi menerima wahyu tetapi tidak diperintahkan menyampaikannya, sementara Rasul diperintahkan untuk menyampaikan risalah kepada umatnya," ujar Ustadzah Neni. Beliau juga menegaskan bahwa Rasul pasti seorang Nabi, tetapi Nabi belum tentu menjadi Rasul.
Menurut salah satu jamaah, Bu Santi, kajian ini sangat bermanfaat. "Mengikuti kajian aqidatul awam bagi saya mengulang dan mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari di masa lampau, tentang ilmu-ilmu ketauhidan," ungkapnya. Bu Santi juga berpesan, "Seiring bertambahnya umur dan berkurangnya daya ingat, sudah sepantasnya kita mengulang dan mempelajari kembali ilmu-ilmu tentang keislaman secara menyeluruh, tak ada batasan usia untuk terus belajar."
Ustadzah Neni juga menjelaskan sifat jaiz atau sifat kemanusiaan para Rasul. Rasul bisa sakit, makan, dan menikah, namun hal itu tidak mengurangi derajat kemuliaan mereka. "Nabi Muhammad itu manusia biasa, tetapi tidak seperti manusia biasa. Perumpamaannya mutiara, sedangkan kita hanyalah batu kerikil," ujarnya.
Sebagai penutup, beliau menyampaikan nasihat, "Jika Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka orang itu akan memperdalam pemahaman ilmu agama." Pengajian kemudian diakhiri dengan pembacaan doa Kifaratul Majlis.
Reporter: Tiara Nur`ilma, KPI/3D
Tidak ada komentar
Posting Komentar