Rindi Ananda Zulfikar Erada (20), atau yang kerap disapa Ustaz Didi, adalah seorang pemuda yang sudah menjadi pengajar di Masjid Muhammad Iqbal. Sejak duduk di bangku SMP, Ustaz Didi, yang juga merupakan adik dari ketua Yayasan, telah aktif mengajar di masjid tersebut. Dalam perjalanannya sebagai pengajar, ia fokus mengajarkan hafalan Quran dan kaidah nahwu dan shorof kepada anak-anak di bawah bimbingannya.
Meskipun masih muda, Ustaz Didi tidak hanya terfokus pada cara mengajar tradisional. Saat ini, selain sebagai pengajar di Masjid Muhammad Iqbal, ia sedang menempuh pendidikan di jurusan Studi Agama-Agama di UIN Sunan Gunung Djati. Keperhatiannya terhadap kondisi umat Islam yang sedang mengalami kemunduran mendorongnya untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran.
Pemuda kelahiran Cimahi, 16 Mei 2003 ini menitikberatkan pengajarannya pada nilai-nilai praktis Al-Quran, lebih dari sekadar menghafal ayat atau memahami secara teoritis. Tujuannya adalah agar murid-muridnya yang sebagian besar berada di tingkat SMA, dapat menjadi pelopor dalam kemajuan Islam. Ia percaya bahwa kurangnya penerapan nilai-nilai Al-Quran menjadi penyebab utama kemunduran umat Islam saat ini.
"Motivasi saya mengajar walaupun tidak dibayar sederhana, yaitu untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Islam secara praktis. Saya tidak ingin anak-anak hanya menghafal teori atau ayat-ayat, tetapi lebih dari itu, saya ingin mereka mampu menerapkan dan memahami makna yang terkandung dalam setiap ayat Al-Quran supaya mereka bisa menjadi pelopor bagi kemajuan Islam, atau setidaknya tidak terbawa arus lingkungan yang buruk."
Reporter : Muhammad Fahmi Abdulhafizh, KPI 3/C
Meskipun masih muda, Ustaz Didi tidak hanya terfokus pada cara mengajar tradisional. Saat ini, selain sebagai pengajar di Masjid Muhammad Iqbal, ia sedang menempuh pendidikan di jurusan Studi Agama-Agama di UIN Sunan Gunung Djati. Keperhatiannya terhadap kondisi umat Islam yang sedang mengalami kemunduran mendorongnya untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran.
Pemuda kelahiran Cimahi, 16 Mei 2003 ini menitikberatkan pengajarannya pada nilai-nilai praktis Al-Quran, lebih dari sekadar menghafal ayat atau memahami secara teoritis. Tujuannya adalah agar murid-muridnya yang sebagian besar berada di tingkat SMA, dapat menjadi pelopor dalam kemajuan Islam. Ia percaya bahwa kurangnya penerapan nilai-nilai Al-Quran menjadi penyebab utama kemunduran umat Islam saat ini.
"Motivasi saya mengajar walaupun tidak dibayar sederhana, yaitu untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Islam secara praktis. Saya tidak ingin anak-anak hanya menghafal teori atau ayat-ayat, tetapi lebih dari itu, saya ingin mereka mampu menerapkan dan memahami makna yang terkandung dalam setiap ayat Al-Quran supaya mereka bisa menjadi pelopor bagi kemajuan Islam, atau setidaknya tidak terbawa arus lingkungan yang buruk."
Reporter : Muhammad Fahmi Abdulhafizh, KPI 3/C
Tidak ada komentar
Posting Komentar