Kajian Tafsir Al-Qur’an Tentang Amalan Ketika Terjadi Gerhana di Masjid Ar-Risalah Baleendah

Dakwahpos.com, Bandung – Masjid Jami Ar-Risalah yang beralamat di Komplek Wartawan, Baleendah, Kec. Baleendah, Kab. Bandung menyelenggarakan kajian mingguan khusus ibu-ibu membahas tafsir Al-Qur'an tentang amalan ketika terjadi gerhana oleh Ustaz Iwan Abu Naufal pada Rabu (18/10/2023). Kajian mingguan ini rutin dilaksanakan setiap hari Rabu jam 10.00-11.00 WIB.

Pada kajian kali ini, Ustaz Iwan Abu Naufal membawakan tema yaitu tafsir Al-Qur'an tentang amalan ketika terjadi gerhana. Beliau memaparkan tafsir QS. Fussilat: 37  "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah , malam, siang , matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya. Jika Ialah yang kamu hendak sembah". Pada tafsiran kali ini, Ustaz Iwan menjelaskan bahwa harus menyembah Allah semata, tidak boleh dan sangat dilarang untuk menyembah selain Allah apalagi sampai menyekutukan dan menyembah matahari dan bulan.

Ustaz Iwan menjelaskan pada saat gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya diterima bulan terhalangi oleh bumi. Bulan berada dalam bayang-bayang bumi. Gerhana matahari itu fenomena alam ketika matahari ditutupi sepenuhnya oleh bulan. Hal ini dikarenakan bulan berada di dekat bumi dalam orbit bujurnya. Gerhana matahari total hanya dapat dilihat dari daerah permukaan bumi yang terkena bayangan umbra.

"Ada empat hal amalan yang harus dilakukan ketika gerhana yaitu: yang pertama berdoa, yang kedua bertakbir dan bertasbih, yang ketiga salat (salat gerhana bulan/matahari), dan yang keempat adalah bersedekah," ujar Ustaz Iwan Abu Naufal.

Ustaz Iwan menyampaikan bahwa menurut nenek moyang terdahulu terjadinya gerhana karna dibarengi oleh 2 kepercayaan yaitu animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan kepada roh-roh yang tidak ada, apabila dinamisme adalah kepercayaan kepada benda-benda atau senjata-senjata yang memiliki kekuatan (gaib atau ilmu hitam) sehingga diperlakukan secara istimewa.

"Dulu ada kisah yang beredar, di kalangan nenek moyang tidak menggunakan konsep animisme dan dinamisme melainkan bulan itu ditarik oleh malaikat yang berbaju hitam, di sisi dunia lain ada anak hantu yang menangis terus-menerus karena menginginkan bulan yang begitu indah maka ibu hantu terbang ke langit untuk mengambil bulan yang dibawa oleh malaikat yang berbaju hitam, malaikat tahu bahwa bulan akan dibawa oleh ibu hantu, lalu bulan ditutup mengunakan baju hitam yang digunakan malaikat maka terjadilah gerhana bulan," pungkas Ustaz Iwan Abu Naufal.

Reporter: Husna Oktavia. KPI/3B

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024