Dakwahpos.com, Bandung– Pengajian anak-anak di Masjid Nurul Iman kembali aktif setiap hari selepas salat Magrib dengan fokus pembelajaran membaca Iqra dan Al-Qur'an menggunakan metode Qiroati.
Pengajian yang berbentuk Lembaga Pendidikan Qur'an (LPQ) ini tidak hanya mengajarkan membaca Al-Qur'an, tetapi juga hafalan surat-surat pendek, doa-doa harian, serta praktik salat. Menurut Fawwaz selaku DKM Masjid Nurul Iman, kegiatan ini diikuti sekitar 30-an anak dari berbagai jenjang usia, mulai dari TK hingga SMP.
"Saat ini ada pengelompokan kelas agar pembelajaran lebih terarah, mulai dari TK, SD, SMP, hingga tingkat Al-Qur'an. TK fokus belajar Iqra, sedangkan yang lebih besar diarahkan ke bacaan Al-Qur'an," ujar Fawwaz, Rabu (30/7/2025).
Jumlah tenaga pengajar pun cukup memadai, terdiri dari 4-5 mahasiswa dan 7-8 ibu-ibu yang mayoritas mengajar di kelas Iqra dan Al-Qur'an. "Tantangan utamanya adalah perbedaan karakter anak, ada yang aktif, pendiam, bahkan sulit diatur. Karena itu, pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan karakter masing-masing anak," ungkapnya.
Kegiatan LPQ ini baru aktif kembali setelah sempat vakum, sehingga materi masih difokuskan pada mengaji, hafalan surat pendek, dan doa-doa. Meskipun begitu, jadwal pengajar sudah terorganisir dengan sistem koordinator harian yang memastikan keberlangsungan kelas.
Dengan dukungan pengajar yang berkomitmen dan metode pembelajaran yang terarah, pengajian anak di Masjid Nurul Iman menjadi sarana efektif membentuk generasi Qur'ani sejak dini.
Reporter: Arif Kusuma Putra (KPI A)
Pengajian yang berbentuk Lembaga Pendidikan Qur'an (LPQ) ini tidak hanya mengajarkan membaca Al-Qur'an, tetapi juga hafalan surat-surat pendek, doa-doa harian, serta praktik salat. Menurut Fawwaz selaku DKM Masjid Nurul Iman, kegiatan ini diikuti sekitar 30-an anak dari berbagai jenjang usia, mulai dari TK hingga SMP.
"Saat ini ada pengelompokan kelas agar pembelajaran lebih terarah, mulai dari TK, SD, SMP, hingga tingkat Al-Qur'an. TK fokus belajar Iqra, sedangkan yang lebih besar diarahkan ke bacaan Al-Qur'an," ujar Fawwaz, Rabu (30/7/2025).
Jumlah tenaga pengajar pun cukup memadai, terdiri dari 4-5 mahasiswa dan 7-8 ibu-ibu yang mayoritas mengajar di kelas Iqra dan Al-Qur'an. "Tantangan utamanya adalah perbedaan karakter anak, ada yang aktif, pendiam, bahkan sulit diatur. Karena itu, pendekatan pembelajaran disesuaikan dengan karakter masing-masing anak," ungkapnya.
Kegiatan LPQ ini baru aktif kembali setelah sempat vakum, sehingga materi masih difokuskan pada mengaji, hafalan surat pendek, dan doa-doa. Meskipun begitu, jadwal pengajar sudah terorganisir dengan sistem koordinator harian yang memastikan keberlangsungan kelas.
Dengan dukungan pengajar yang berkomitmen dan metode pembelajaran yang terarah, pengajian anak di Masjid Nurul Iman menjadi sarana efektif membentuk generasi Qur'ani sejak dini.
Reporter: Arif Kusuma Putra (KPI A)
Tidak ada komentar
Posting Komentar