Dakwahpos.com, Bandung - DKM Fathul Ummah Rancasari hadirkan Ustadz Dede Tasmara sebagai khatib dan Imam shalat Jum'at (11/10/2024). Dalam khutbahnya beliau menegaskan bahwa setiap orang harus senantiasa berhati-hati terhadap ungkapan yang menyatakan bahwa semua agama itu sama. Beliau memulai khutbah dengan menyampaikan sejarah singkat mengenai shabat Mu'adz bin Jabbal yang diutus oleh nabi untuk berdakwah di Yaman.
Menurutnya, sebelum Mu'adz berangkat nabi memberikan nasihat agar Mu'adz mempersiapkan diri, nabi bertanya "apa yang akan engkau perbuat jika ada suatu permasalahan yang di akukan padamu, dengan apa kamu akan memutuskan?" Muadz menjawab ia akan memutuskan permasalah berdasarkan Alquran, jika tidak ada pada Alquran maka ia akan memutuskan berdasarkan Sunnah Rasul, dan apabila tidak ditemukan dalam Sunnah maka ia akan memeras seluruh kemampuan berpikirnya untuk memutuskan masalah tersebut. Kemudian nabi membenarkan jawaban Muadz.
Selain itu, nabi menyampaikan kepada Mu'adz bahwa ia akan berdakwah kepada orang 'alhul kitab'. Dengan kata lain, objek dakwah itu bukan merupakan kaum yang polos, mereka kaum yang sudah meiliki warna agama, baik Yahudi maupun Nasrani mereka mengerti terhadap kitab suci Allah. Namun, orang Yahudi selain mempercayai bahwa Allah itu ada mereka meyakini juga bahwa Allah memiliki anak yang bernama Uzayr. Tujuan dari dakwah tersebut agar penduduk Yaman meyakini tidak ada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dalam khutbahnya beliau menyatakan bahwa orang-orang kafir selalu berusaha untuk memurtadkan orang muslim melalui berbagai cara, ada yang mengajak secara terbuka, ada juga yang halus tidak terasa. "Dahulu populer dengan cara membagikan mie instan dan pakaian bekas, kemudian mereka juga berani mengajak debat kepada kaum muslimin, bahkan ada cara yang halus tidak terasa padahal ini merupakan langkah-langkah menuju pemurtadan, yakni ungkapan semua agama itu sama." Ujarnya.
Pernyataan semua agama itu sama diyakini seolah-olah humanis dan mengandung unsur toleransi yang tinggi. Padahal jika dicermati lebih dalam, ungkapan tersebut selain bertolak belakang dengan Alquran, juga merupakan proses pemurtadan. "Jika ada orang yang yang telah terkontaminasi dengan ungkapan semua agama itu sama maka tidak disuruh murtadpun ia akan murdad dengan sendirinya, misal jika ditanya kenapa anda keluar dari Islam? maka ia menjawab, apa salahnya kan semua agama itu sama" terangnya.
Ustadz Dede Tasamara menegaskan bahwa meyakini Islam adalah agama yang 'haq' harus ditanamkan pada diri kita dan keturunan kita, meskipun akan ada tuduhan ekstremisme. Hal tersebut tidak mengapa dilakukan, karena seorang muslim harus meliliki keyakinan yang sejati.
Terakhir, beliau mengutip pendapat pendeta dari Nusa Tenggara Timur Victor Emanuel Tanja yang menyatakan bahwa jika ada umat Islam mengatakan hanya Islam yang benar, maka itulah Muslim yang baik. Jika ada orang Kristen mengatakan hanya Kristen yang benar, maka itulah Kristen yang baik. Jika ia menyatakan semua agama itu sama, maka perlu dipertanyakan agamanya. "Saya berharap pernyataan itu keluar dari dari cendekiawan Muslim," ujarnya.
Beliau menutup khutbahnya dengan pesan untuk berhati-hati dengan degradasi terhadap akidah umat Islam yang dapat melunturkan keyakinan bahwa Islam adalah agama yang benar menjadi semua agama itu benar. Jika demikian, maka tidak disuruh murtadpun umat Islam bisa murtad dengan sendirinya.
Reporter: Fereel Muhamad Irsyad A /KPI 3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar