Tidak Ingin seperti Pohon yang Tak Berbuah, Ustaz Ilyas Abdillah Cari Celah dalam Menebarkan Ilmunya

Dakwahpos.com, Bandung- Ustaz Ilyas Abdillah, lahir di ujung timur Tanah Priangan, Kota Tasikmalaya. Merupakan seorang mahasiswa UIN SGD Bandung angkatan 2022. Awal mula ia merantau ke Bandung tak memiliki siapa-siapa. Namun ia mencoba melamar di salah satu pondok pesantren Jawahirul Umam. Dan alhamdulillah pada tahun 2022 bertepatan pada saat ia masuk kuliah, ia diterima sebagai pengajar tahfidz di sana. Tidak berlangsung lama, ia hanya sempat mengajar di sana selama 1 tahun setengah.

Seiring berjalannya waktu, qodarullah ia mendapatkan beasiswa KIP-K di UIN SGD Bandung. Sehingga ia mesti bermukim di Ponpes Al Ihsan sebagai salah satu syarat penerima beasiswa. Tak lama kemudian, menetapnya ia di sana dengan hanya mengaji saja itu membuat ia merasa langkah dakwahnya terhambat dan stagnan. Ilmu yang ia miliki hanya untuk dirinya pribadi, namun tidak berpengaruh untuk orang lain pada saat itu.

Maka dari situ ia mencari suatu masjid, dan meniatkan dengan ikhlas, meluruskan niat kembali untuk menyebarkan ilmu yg ia miliki untuk diberikan kepada orang lain. Akhirnya, ia menemukan sebuah masjid di belakang Ponpes Al-Ihsan, yakni Masjid Al-Amanah. Kemudian ia bernegosiasi kepada DKM masjid tersebut, untuk dapat membantu dan meramaikan masjid.

Nah, dari situ ia berinisiatif membuka lembaga pengajian anak-anak. Setelah ia beristikharah, ia membulatkan tekad dan niat untuk membuka pengajian Tahfidz Al-Amanah, dengan sistem pembelajaraannya yaitu menghafal Al-Qur'an dari juz 30.

Awalnya pengajian itu hanya diikuti oleh segelintir santri. Namun lambat laun, dengan antusias yang luar biasa dari para orang tua di sekitar Masjid Al-Amanah, yang tadinya 6 orang menjadi sekarang 40 orang lebih. Kemudian ia pun membuka pengajian privat sabtu dan minggu, yakni jam 4 sore, dengan sistem yang sama yakni menghafal.

"Ini semua tidak lain tidak bukan, semata hanya untuk menyebarkan ilmu kepada orang lain, karena hadist yang selalu saya jadikan pedoman, "Sebaik-baiknya di antara kalian ialah orang yang bermanfaat bagi yang lain" sehingga memotivasi diri saya agar senantiasa menyebarkan benih-benih manfaat bagi sesama muslim," ujar beliau.

Mulanya ia berjuang sendirian dalam mengajar 40 santri, ia merasa kewalahan, lantas ia merekrut teman-temannya dari pesantren, ada yang dari al ihsan, al muawanah, dan teman perkuliahannya, untuk dapat membantu dan membersamainya mengajar. Beberapa kali ia merekrut teman-temannya ,ada yg istiqomah dan ada pula yg memiliki kesibukan lain sehingga tidak dapat menjalankan amanatnya dengan baik. Nah sampai saat ini teman-temannya yang konsisten ada 5 orang, dan pengajian sudah berjalan 4 bulan dengan pengajar 5 orang ini, yang konsisten setiap hari datang membersamai anak-anak. Sambil membantu anak-anak menghafal, di sisi lain mereka dapat mengulang dan memperkuat hafalan Al-Qur'annya.


Reporter: Maulana Abdullah, KPI 3-B

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023