Fwd: Delivery Status Notification (Failure)



---------- Forwarded message ---------
From: Mail Delivery Subsystem <mailer-daemon@googlemail.com>
Date: Jum, 21 Des 2018 pukul 07.37
Subject: Delivery Status Notification (Failure)
To: <naufan0200@gmail.com>


Recipient inbox full

Your message couldn't be delivered to dakwahpos.kirim@blogger.com. Their inbox is full, or it's getting too much mail right now.
The response was:

You have exceeded the file size limit per mail or mobile post.




---------- Forwarded message ----------
From: naufan hanif <naufan0200@gmail.com>
To: dakwahpos.kirim@blogger.com
Cc: 
Bcc: 
Date: Fri, 21 Dec 2018 07:37:26 +0700
Subject: KORUPSI SUDAH SEPERTI HAL YANG BIASA
Korupsi seakan sudah menjadi budaya di negeri kita tercinta ini. Hampir setiap hari kasus korupsi menghiasi layar kaca ataupun menjadi headline di berbagai media cetak atau media online. Adanya lembaga yang bertugas untuk memberantas korupsi sepertinya tidak menggentarkan oknum-oknum tersebut dalam menjalankan aksinya. Mungkin lembaga pemberantas korupsin hanya di anggap angin lalu oleh oknum-oknum tersebut. 
Individu pada jaman sekarang memiliki individualitas yang sangat tinggi dan daya saing antar individu menjadi sangat ketat. Orang yang tak punya kepribadian baik pasti menghalalkan segala cara, termasuk tindak korupsi agar dapat menang dan duduk di kekuasaan yang tinggi. Maka itu suap menyuap untuk mendapatkan kekuasaan yang tinggi sangatlah mungkin. Faktor hukum, penyebabnya adalah lemahnya lembaga hukum di indonesia. 
Mengapa bisa dikatakan lemah? Karena lembaga hukum di indonesia masih ada yang tidak tegas dalam menegakan hukum. Selain itu ada juga anggota dari suatu lembaga terlibat dalam tindak korupsi ini. Lalu mengapa aparat hukum tidak tegas? Salah satu sebabnya karena ada beberapa orang yang memang sengaja menyuap seseorang agar orang yang menyuap itu terhindar dari masalah. Jelas bahwa disini praktek korupsi berjalan antara lembaga pemerintah dengan orang yang seharusnya di hukum atas suatu kesalahannya. 

----- Message truncated -----

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024