Dakwahpos.com, Bandung - Sebuah Tajug telah berdiri sejak tahun 1976 dengan kondisi bangunan masih terbilang kecil dan sempit, namun selalu rutin digunakan warga untuk melaksanakan kegiatan shalat tarawih dan Idul Fitri. Saat itu tanah Tajug masih menjadi milik pasangan suami istri Jen dan Zakiyah. Tahun 1990 setelah Zakiyah meninggal, ia mewariskan semua harta kepada putrinya, Idar Darsilah.
Akhirnya Idar dan suami, Yopi Wahyu Adi Setiawan saling bahu-membahu melaksanakan amanah dari sang ibu untuk tetap menjaga dan memakmurkan Tajug tersebut. Usul demi usul banyak mereka terima dari warga sekitar hingga jama'ah yang hanya sekedar mampir untuk melaksanakan solat. Yopi meyakini bahwa dengan adanya keinginan dan antusiasme yang tinggi dapat menjadikan Tajug semakin makmur dan tentunya bermanfaat.
Yopi juga ingin tanah ini bukan menjadi atas nama pribadi tetapi atas nama bersama saja dengan cara membangun Tajug secara gotong royong dari segala aspek kebutuhannya. "Karena pinggir jalan jadi selalu rame. Warga juga sering ingin mengadakan pengajian disini, tapi karena sempit akhirnya mereka usul ke saya ingin ada renovasi. Saya pikir itu suatu keinginan yang baik. Juga biar gimana caranya tanah ini menjadi diwaqafkan saja, kita bangun bersama." Ujarnya. Selasa (18/09/2018).
Tahun 2010 dengan melibatkan banyak bantuan dari warga sekitar juga para donatur yang telah terlebih dahulu melihat konsep pembangunan melalui proposal, pembangunan Tajug pun dimulai. Bantuan terus berdatangan dari mulai menyajikan makanan untuk tukang dan laden hingga bahan bangunan yang tak pernah kekurangan. Setelah tiga bulan masa pembangunan, jadilah Mesjid Al-Hikmah Cileunyi yang diyakini akan selalu mendatangkan harapan-harapan baru yang lebih baik.
Karena tanah Mesjid telah sah diwaqafkan, maka dibentuklah struktur keorganisasian Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM). Dengan inisiatif warga, struktur DKM dipilih secara demokratis namun tetap menilai kemampuan setiap calonnya. Dan terpilihlah Ustadz Halimi dengan kemampuannya yang dipercaya warga bisa melaksanakan amanah sebagai Ketua DKM.
Hingga saat ini Mesjid sudah semakin banyak kemajuan dari segi jamaah, bangunan, dan fasilitas. Uang kencleng dan parkir pun bisa dipakai untuk membeli peralatan keamanan seperti Closed Circuit Television (CCTV) dan loker kecil untuk menyimpan barang. Juga saat ini, Mesjid Al-Hikmah sudah memiliki sumur air yang terpisah dari warga, jadi tidak ada kekhawatiran akan kurangnya air bersih.
Cita-cita Idar dan Yopi kedepannya adalah ingin melanjutkan Pembangunan Mesjid agar tetap makmur hingga ke tingkat pendidikan "Cita-cita saya dan ibu ingin nanti anak juga cucu saya bisa melanjutkan menjaga dan memakmurkan Mesjid ini hingga tingkat pendidikan karena dengan ilmu semua mudah didapatkan. Kita kan sudah tua, ga mungkin ngurusin Mesjid terus. Untuk amal tidak ada yang sia-sia, dari kita untuk kita." Pungkasnya.
Akhirnya Idar dan suami, Yopi Wahyu Adi Setiawan saling bahu-membahu melaksanakan amanah dari sang ibu untuk tetap menjaga dan memakmurkan Tajug tersebut. Usul demi usul banyak mereka terima dari warga sekitar hingga jama'ah yang hanya sekedar mampir untuk melaksanakan solat. Yopi meyakini bahwa dengan adanya keinginan dan antusiasme yang tinggi dapat menjadikan Tajug semakin makmur dan tentunya bermanfaat.
Yopi juga ingin tanah ini bukan menjadi atas nama pribadi tetapi atas nama bersama saja dengan cara membangun Tajug secara gotong royong dari segala aspek kebutuhannya. "Karena pinggir jalan jadi selalu rame. Warga juga sering ingin mengadakan pengajian disini, tapi karena sempit akhirnya mereka usul ke saya ingin ada renovasi. Saya pikir itu suatu keinginan yang baik. Juga biar gimana caranya tanah ini menjadi diwaqafkan saja, kita bangun bersama." Ujarnya. Selasa (18/09/2018).
Tahun 2010 dengan melibatkan banyak bantuan dari warga sekitar juga para donatur yang telah terlebih dahulu melihat konsep pembangunan melalui proposal, pembangunan Tajug pun dimulai. Bantuan terus berdatangan dari mulai menyajikan makanan untuk tukang dan laden hingga bahan bangunan yang tak pernah kekurangan. Setelah tiga bulan masa pembangunan, jadilah Mesjid Al-Hikmah Cileunyi yang diyakini akan selalu mendatangkan harapan-harapan baru yang lebih baik.
Karena tanah Mesjid telah sah diwaqafkan, maka dibentuklah struktur keorganisasian Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM). Dengan inisiatif warga, struktur DKM dipilih secara demokratis namun tetap menilai kemampuan setiap calonnya. Dan terpilihlah Ustadz Halimi dengan kemampuannya yang dipercaya warga bisa melaksanakan amanah sebagai Ketua DKM.
Hingga saat ini Mesjid sudah semakin banyak kemajuan dari segi jamaah, bangunan, dan fasilitas. Uang kencleng dan parkir pun bisa dipakai untuk membeli peralatan keamanan seperti Closed Circuit Television (CCTV) dan loker kecil untuk menyimpan barang. Juga saat ini, Mesjid Al-Hikmah sudah memiliki sumur air yang terpisah dari warga, jadi tidak ada kekhawatiran akan kurangnya air bersih.
Cita-cita Idar dan Yopi kedepannya adalah ingin melanjutkan Pembangunan Mesjid agar tetap makmur hingga ke tingkat pendidikan "Cita-cita saya dan ibu ingin nanti anak juga cucu saya bisa melanjutkan menjaga dan memakmurkan Mesjid ini hingga tingkat pendidikan karena dengan ilmu semua mudah didapatkan. Kita kan sudah tua, ga mungkin ngurusin Mesjid terus. Untuk amal tidak ada yang sia-sia, dari kita untuk kita." Pungkasnya.
Reporter : Lia Kamilah KPI/3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar