Rahasia Muslim Sejati




Dakwahpos.com, Bandung (3/12/2025) — Menjadi Muslim sejati bukan sekadar menjalankan ritual keagamaan, melainkan menyerahkan seluruh diri bahkan ego, kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hakikat keislaman yang sejati terwujud ketika seseorang beribadah atas dasar cinta, bukan karena rasa takut.

Seorang Muslim sejati memahami makna beriman, berislam, dan berihsan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Beriman melahirkan keyakinan yang teguh, berislam menampakkan keyakinan itu melalui ketaatan yang indah, sedangkan berihsan merupakan puncak kesempurnaan ibadah — beribadah dengan kesadaran penuh bahwa Allah selalu melihatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Anta'budallāha ka'annaka tarāhu, fa in lam takun tarāhu fa innahu yarāka,"
Artinya, "Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Muslim)

Berislam tanpa berihsan ibarat tubuh tanpa ruh. Seseorang mungkin bisa berdiri, ruku, dan sujud, tetapi hatinya kosong dari kesadaran akan kehadiran Tuhan. Sebaliknya, ketika Islam dan ihsan bersatu, keindahan agama tampak nyata. Ibadah menjadi hidup, amal menjadi ikhlas, dan akhlak memancarkan cahaya.

Dalam pandangan para ulama, iman yang benar melahirkan hukum qalbu — hukum yang bersumber dari keyakinan dan akidah yang kuat. Seluruh cabang keimanan akhirnya bermuara pada fikih, karena dalam beramal seseorang membutuhkan landasan syariat yang kokoh.

Selain itu, seorang Muslim sejati juga hendaknya menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat agar ibadahnya tidak ternoda oleh kelalaian. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Mu'minun ayat 3: "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna." (QS. Al-Mu'minūn [23]: 3)

Pandangan Jalaluddin ar-Rumi, seorang sufi besar, juga menggambarkan bahwa ibadah yang dilandasi cinta akan menjadi kebutuhan batin yang mendalam. Menurutnya, jika ibadah dilakukan karena cinta, maka hati akan merasa hampa bila tidak melakukannya. "Itulah ihsan," ujar Rumi, "ketika seluruh amal dilakukan demi mencari rida Allah, bukan sekadar memenuhi kewajiban."

Pada akhirnya, rahasia Muslim sejati terletak pada keseimbangan antara iman, Islam, dan ihsan. Seorang Muslim yang beribadah karena cinta akan hidup dengan ketenangan, beramal dengan kesadaran, dan berakhlak dengan keindahan. Karena sejatinya, cinta kepada Allah-lah yang menjadikan manusia benar-benar hidup sebagai hamba-Nya.

Penulis: Melin Nur Salamah/KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024