Oleh: Najla Aulia Allifatul Fauziah – Mahasiswa KPI 3B, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Suasana pengajian kali ini benar-benar terasa damai. Masjid begitu tenang, semua orang fokus, dan rasanya hati jadi adem. Setelah hamdalah dan shalawat menggema, penceramah langsung mengingatkan kita: nikmat Allah itu nggak cuma yang besar-besar, hal kecil kayak lisan pun layak disyukuri. Lewat lisan, kita bisa berdoa, menyebar kebaikan, menyemangati, bahkan menunjukkan kasih sayang ke orang lain.
Tapi, di sisi lain, lisan juga gampang banget terpeleset. Satu kata aja bisa bikin orang senang, tapi satu kata juga bisa melukai hati. Makanya, kata penceramah, menjaga lisan itu penting banget buat seorang muslim.
Beliau menguatkan pesannya dengan hadis Nabi Muhammad SAW:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
Hadis ini tegas banget. Cara kita bicara itu cerminan iman, lho. Nggak semua yang ada di hati harus dilontarkan, nggak semua yang menurut kita benar mesti diucapkan. Ada adab, ada batas, ada tanggung jawab.
Penceramah menekankan, berkata baik itu nggak harus selalu ceramah panjang atau nasihat berat. Kadang cukup dengan salam, sapaan, atau sekadar memilih kata yang lembut waktu ngobrol. Bahkan diam pun bisa jadi ibadah, apalagi kalau bicara cuma bikin masalah atau menyakiti.
Dalam keseharian, menjaga lisan itu nggak cuma soal omongan serius. Obrolan santai, bercanda, sampai posting di media sosial pun harus hati-hati. Banyak orang jatuh ke dosa ghibah, fitnah, atau menyebar info yang belum jelas cuma karena nggak mikir dulu sebelum ngomong.
Akhirnya, penceramah menutup kajian dengan harapan: semoga kita semua jadi lebih bijak pakai lisan. Biasakan mikir dulu sebelum bicara, dan utamakan kata-kata yang bikin suasana makin baik. Kalau lisan terjaga, hubungan sama orang lain terasa lebih hangat, hati juga jadi tenang, dan iman makin kuat.
Semoga Allah kasih kita kekuatan untuk jaga lisan, pilih kata yang baik, dan jadi pribadi yang membawa damai di mana pun kita berada.
Najla Aulia Allifatul Fauziah KPI 3/B
Tidak ada komentar
Posting Komentar