Ketika Diskusi Organisasi Mengalahkan Panggilan Azan

Masjid adalah ruang sakral yang seharusnya menjadi tempat utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, di lingkungan kampus, sering terlihat mahasiswa mengadakan rapat organisasi di masjid dan tetap melanjutkannya meski azan telah berkumandang. Ironisnya, sebagian dari mereka memilih tetap berdiskusi daripada menunaikan salat, padahal panggilan ibadah itu terdengar jelas dari tempat mereka berkumpul. Pemandangan ini menimbulkan pertanyaan besar: untuk apa rapat dilakukan di masjid jika kewajiban utama justru diabaikan?

Aktivitas organisasi memang penting sebagai bagian dari pembentukan karakter dan kepemimpinan mahasiswa. Namun, kesibukan tidak seharusnya menjadi alasan untuk menomorduakan salat. Rapat bisa dijeda, agenda bisa dilanjutkan setelahnya, tetapi waktu salat memiliki batas yang jelas dan tidak dapat digantikan. Ketika diskusi organisasi terus berjalan sementara saf salat di masjid kosong, di situlah terjadi ketimpangan prioritas yang patut direnungkan bersama.

Tulisan ini bukan untuk menyalahkan, melainkan mengajak mahasiswa untuk kembali menyadari makna masjid sebagai rumah ibadah, bukan sekadar ruang pertemuan. Menghentikan rapat sejenak untuk salat berjamaah justru mencerminkan kedewasaan spiritual dan integritas sebagai mahasiswa Muslim. Sudah seharusnya panggilan azan menjadi pengingat untuk berhenti sejenak dari urusan dunia dan menunaikan kewajiban yang paling utama.

Penulis : Shabrina Salsabila

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024