Allah SWT sangat mencintai hamba-hamba-Nya, bahkan kepada mereka yang masih tenggelam dalam dosa. Dalam beberapa penjelasan para ulama, terdapat empat karunia yang tetap diberikan Allah kepada hamba meskipun mereka berbuat salah:
1. Rezekinya Tidak Langsung Terbendung
Sangat berbeda dengan sifat manusia; ketika seseorang melakukan kesalahan, biasanya langsung mendapatkan hukuman. Namun, Allah tetap memberikan kelapangan rezeki kepada hamba-Nya, walaupun hamba tersebut sedang bermaksiat. Ini adalah bentuk nikmat yang diberikan langsung oleh Allah tanpa diminta.
2. Dosa-dosanya Tidak Diungkapkan
Seandainya aroma dosa bisa tercium oleh orang lain, pasti seseorang yang banyak melakukan dosa akan lebih berbau busuk dibandingkan sampah. Namun Allah menutupi aib dan dosa hamba-Nya, sehingga ia tetap dapat hidup dengan penuh kehormatan di tengah masyarakat.
3. Kesehatannya Tidak Segera Diambil
Banyak hamba yang berbuat salah, namun tetap diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah. Padahal, kesehatan merupakan nikmat yang sangat berharga, dan seharusnya dengan kesehatan itu, seseorang kembali mengingat Allah.
4. Tidak Segera Dihukum, tetapi Diberi Kesempatan untuk Bertobat
Allah tidak langsung menghukum hamba yang bermaksiat. Sebaliknya, Allah membuka pintu tobat yang lebar-lebar sebelum ajal tiba.
Inilah empat keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW karunia khusus yang tidak diberikan kepada umat nabi-nabi sebelumnya. Maka sangat wajar jika kita merasa malu kepada Allah yang begitu penyayang, sementara kita sering lalai dalam ketaatan.
Proses Penciptaan Manusia dan Karunia Ruh
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam rahim selama 120 hari melalui beberapa fase:
40 hari pertama sebagai nuthfah,
40 hari berikutnya menjadi 'alaqah (segumpal darah),
40 hari selanjutnya menjadi mudhghah (segumpal daging),
hingga akhirnya Allah memerintahkan malaikat untuk meniupkan ruh.
Pada saat itu juga ditentukan empat hal:
1. umur,
2. rezeki,
3. ajal,
4. dan ketentuan apakah ia termasuk kelompok yang celaka atau bahagia.
Semua itu menunjukkan betapa besar nikmat Allah sejak manusia belum lahir ke dunia.
Rizkya Putri Mulyani, KPI 3/B
Tidak ada komentar
Posting Komentar