Bandung- Sebagian orang beranggapan bahwa semakin dalam seseorang mempelajari agama, semakin banyak pula larangan yang membatasi kebebasannya. Padahal, di balik setiap aturan yang Allah tetapkan, tersimpan kasih sayang dan perlindungan. Pesan inilah yang mengemuka dalam sebuah kajian ibu-ibu yang membahas bahwa Islam sejatinya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, bukan untuk mengekang, melainkan untuk menjaga dan membimbing.
Kajian disampaikan oleh ustazah Indira Sabet Rahmawaty, S.IP., M.Ag. yang mengutip hadis Rasulullah SAW: "Innamal imamu junnah yuqotalu minro waroihi wayutaqobihi," yang berarti, "Imam itu laksana perisai; orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya." (HR. Muslim)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah, tetapi juga mencakup bidang kepemimpinan, pemerintahan, hingga tatanan sosial. Dalam pandangan penulis, keindahan Islam tampak pada kelengkapan aturannya yang menyentuh setiap sisi kehidupan. Aturan dalam Islam bukanlah belenggu, melainkan penjaga agar manusia tidak tersesat dalam kebebasan yang menipu.
Kita hidup pada zaman ketika batas antara benar dan salah semakin kabur. Banyak orang menganggap aturan agama sebagai penghambat kebahagiaan, padahal tanpa aturan, hidup justru kehilangan arah. Islam hadir dengan tuntunan yang menuntun manusia agar hidup tertib, damai, dan seimbang—antara dunia dan akhirat, antara hak dan kewajiban. Jika setiap perintah Allah disadari sebagai bentuk kasih sayang, maka menjalankan syariat akan terasa ringan dan menyenangkan.
Dalam kajian juga disampaikan bahwa keberkahan suatu negeri bergantung pada keimanan penduduknya. Ada lima pihak yang berperan dalam menjaga nilai keimanan, yaitu individu, keluarga, lingkungan, sekolah, dan negara. Namun, di tengah derasnya arus media sosial dan budaya bebas, keluarga menjadi benteng terakhir yang harus diperkuat. Peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anak agar tetap berpegang pada nilai-nilai Islam di tengah tantangan moral yang semakin berat.
Selain itu, ustazah Indira mengingatkan tentang hadis ruwaibidhah, yakni orang bodoh yang berbicara tentang urusan publik. Fenomena ini kini terlihat jelas di masyarakat. Banyak orang berpendapat tentang urusan umat tanpa ilmu yang memadai. Kebenaran sering kali diputarbalikkan, kejujuran dipandang aneh, dan kebohongan dianggap biasa. Inilah zaman yang telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, masa ketika pendusta dianggap jujur dan orang jujur dianggap pendusta.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Islam tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga seluruh aspek kehidupan manusia. Setiap perintah dan larangan Allah adalah bentuk kasih sayang, bukan beban. Jika umat Islam memahami hal itu, mereka akan melaksanakan ajaran agama dengan kesadaran dan ketulusan. Dalam dunia yang penuh tipu daya, kembali kepada aturan Allah merupakan jalan terbaik untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian, baik di dunia maupun di akhirat.
Penulis : Siti Fauza Halimatul Syadiah KPI 3A
Tidak ada komentar
Posting Komentar