Dalam kehidupan modern yang penuh dinamika, manusia sering kali mencari kebahagiaan melalui harta, jabatan, dan popularitas. Namun, sebagaimana disampaikan oleh Dr. Mahril Nurul Ihsan, M.Pd. dalam khutbah Jumatnya, hakikat kebahagiaan sejati justru bersumber dari ketakwaan kepada Allah SWT.
Khutbah Jumat yang disampaikan oleh Dr. Mahril Nurul Ihsan, M.Pd.
Khutbah yang disampaikan Dr. Mahril menegaskan bahwa takwa adalah kunci utama untuk meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam pandangannya, manusia yang bertakwa akan selalu berada dalam lindungan dan rahmat Allah SWT, karena takwa menjadi sebab turunnya keberkahan dalam seluruh aspek kehidupan—spiritual, sosial, maupun ekonomi.
Beliau mencontohkan, bila takwa menjadi dasar dalam kepemimpinan, pendidikan, dan kehidupan bermasyarakat, maka kehidupan akan berjalan dengan adil dan penuh rahmat. Sebaliknya, ketika nilai takwa terabaikan, akan lahir berbagai bentuk kerusakan dan ketidakadilan di muka bumi. Oleh sebab itu, Dr. Mahril mengingatkan pentingnya menegakkan ketaatan kepada Allah, Rasul, dan pemimpin yang adil.
Pesan moral yang tersirat dalam khutbah ini bukan hanya untuk individu, melainkan juga bagi seluruh sistem kehidupan berbangsa. Negara yang kuat bukan hanya diukur dari ekonomi atau kekuasaan, tetapi dari kadar iman dan takwa masyarakatnya. Takwa menjadi pondasi yang membentuk karakter pemimpin yang bijak dan rakyat yang jujur serta berakhlak mulia.
Dalam bagian akhir khutbahnya, beliau mengutip firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 218, yang menegaskan bahwa orang-orang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah akan memperoleh rahmat dan ampunan. Ayat ini menjadi pengingat bahwa perjuangan spiritual selalu berujung pada kebahagiaan yang hakiki, bukan semata-mata kesenangan duniawi.
Khutbah Dr. Mahril Nurul Ihsan mengandung pesan mendalam bahwa takwa bukan sekadar konsep teologis, melainkan prinsip hidup yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam dunia yang semakin materialistis, seruan untuk kembali pada takwa menjadi ajakan untuk menata hati dan memperbaiki arah hidup. Hanya dengan takwa, rahmat Allah akan turun, dan kebahagiaan sejati dapat diraih—baik di dunia maupun di akhirat.
Reporter: Imtinan Abidah KPI 3/A
Tidak ada komentar
Posting Komentar