Mensyukuri Empat Nikmat Utama dalam Kehidupan



Setiap manusia diberikan berbagai nikmat oleh Allah Swt., namun tidak semua mampu mensyukurinya dengan sungguh-sungguh. Banyak yang baru sadar akan nilai nikmat setelah kehilangan. Dalam khutbah Jumat di Masjid Al Husna, Ustad Jamaludin mengingatkan jamaah agar selalu mensyukuri empat nikmat utama yang menjadi fondasi ketakwaan seorang muslim.

Dalam Ceramah Ustad Jamaludin pada khutbah Jumat, Masjid Al Husna, Desa Cibiru Hilir, 12 September 2025. Empat nikmat yang dimaksud ialah nikmat menjadi umat Rasulullah, nikmat sehat, nikmat akal, dan nikmat kemampuan untuk membedakan antara kebaikan dan keburukan. Keempatnya merupakan karunia besar yang harus dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjadi bagian dari umat Rasulullah merupakan kehormatan yang tinggi, sebab melalui ajaran beliau umat Islam mendapatkan pedoman hidup yang lurus. Nikmat sehat memungkinkan manusia menjalankan ibadah dan bekerja dengan baik. Akal diberikan agar manusia dapat berpikir jernih, mencari ilmu, serta memahami kebenaran. Sementara itu, kemampuan membedakan baik dan buruk menjadi tanda bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral di hadapan Allah.

Rasa syukur terhadap nikmat tidak cukup hanya diucapkan, tetapi perlu diwujudkan melalui tindakan nyata. Seseorang dikatakan bersyukur jika mampu menggunakan nikmatnya untuk kebaikan. Menjaga salat, meneladani sunnah Rasul, memperhatikan kesehatan, serta terus menuntut ilmu merupakan cara sederhana untuk memelihara nikmat yang telah diberikan.

Pesan yang disampaikan Ustad Jamaludin mengandung makna mendalam tentang hubungan antara syukur dan ketakwaan. Bersyukur bukan sekadar ucapan, melainkan kesadaran untuk menjaga diri dan memanfaatkan karunia Allah sebaik mungkin. Dengan mensyukuri empat nikmat utama tersebut, hidup akan menjadi lebih bermakna, hati lebih tenang, dan ibadah semakin sempurna.

Penulis : Syifa Apiah Bilqis KPI/3A

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024