Dakwahpos.com, Bandung – DTA An-Nuur Rancanumpang saat ini menghadapi kekurangan tenaga pengajar.
Kondisi tersebut membuat kegiatan belajar mengaji anak-anak berjalan kurang optimal karena jumlah
guru yang tersedia tidak banyak (19/10/2025).
Ruswana, guru DTA An-Nuur, bercerita tentang kurangnya tenaga pengajar untuk anak-anak usia dini.
Ia merasa tidak bisa mengajar dengan optimal karena jumlah pengajar yang terbatas. Jika dibandingkan
dengan saat pertama ia mengajar, kondisi DTA An-Nuur sekarang sangat berbeda dengan sebelumnya.
Ruswana berucap, "Dulu waktu awal-awal mengajar ngaji, banyak guru yang ikut mengajar. Saat itu,
anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai umur atau kelas, jadi ngajarnya lebih fokus.
Sekarang, karena guru yang mengajar semakin sedikit, anak-anak sering digabung dengan yang tidak
seumuran, sehingga proses belajarnya jadi kurang optimal".
Sebagai guru yang bisa dibilang cukup senior, ia bercerita bahwa sekitar empat tahun yang lalu
terdapat banyak tenaga pengajar. Bahkan, istri dari marbot masjid pun ikut menjadi guru ngaji.
Jika ditotal, ada empat orang guru termasuk Ruswana sendiri.
Reporter: Keyla Ameera, KPI 3/D
Kondisi tersebut membuat kegiatan belajar mengaji anak-anak berjalan kurang optimal karena jumlah
guru yang tersedia tidak banyak (19/10/2025).
Ruswana, guru DTA An-Nuur, bercerita tentang kurangnya tenaga pengajar untuk anak-anak usia dini.
Ia merasa tidak bisa mengajar dengan optimal karena jumlah pengajar yang terbatas. Jika dibandingkan
dengan saat pertama ia mengajar, kondisi DTA An-Nuur sekarang sangat berbeda dengan sebelumnya.
Ruswana berucap, "Dulu waktu awal-awal mengajar ngaji, banyak guru yang ikut mengajar. Saat itu,
anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai umur atau kelas, jadi ngajarnya lebih fokus.
Sekarang, karena guru yang mengajar semakin sedikit, anak-anak sering digabung dengan yang tidak
seumuran, sehingga proses belajarnya jadi kurang optimal".
Sebagai guru yang bisa dibilang cukup senior, ia bercerita bahwa sekitar empat tahun yang lalu
terdapat banyak tenaga pengajar. Bahkan, istri dari marbot masjid pun ikut menjadi guru ngaji.
Jika ditotal, ada empat orang guru termasuk Ruswana sendiri.
Reporter: Keyla Ameera, KPI 3/D
Tidak ada komentar
Posting Komentar