Dakwahpos, - Bandung. Ikatan remaja masjid (IRMA) Masjid Nurul Amal agendakan nazham bersama pada Sabtu (4/10).
Acara dimulai dengan membaca basmallah dan surat Al-Fatihah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan bershalawat kepada nabi Muhammad saw. Sejak dini, anak-anak telah diperkenalkan pada tradisi nazhaman yaitu lantunan syair-syair berirama yang berisi ajaran, nasihat, atau pujian kepada Nabi Muhammad saw, disusun dalam bait-bait yang teratur agar mudah dihafal dan indah saat dilantunkan.
"Nazhoman yang sering dibacain ini tentang kisah nabi Muhammad ya khususnya, kalau liat dari buku kan kadang kalimatnya baku, yang mana bikin susah dicerna sama anak-anak. Nah pada akhirnya kita kemas-lah pembelajaran itu dalam bentuk nazhoman. Agar pertama, biar si anak-anak mudah dalam mencerna ceritanya. Kedua, kita juga bisa belajar sambil bermain, jadi lebih menyenangkan." Ucap Salsabila salah satu asatidzah TPQ Masjid Nurul Amal.
Menolak menggunakan satu metode yang membosankan, disini anak-anak dikenalkan kisah dan sejarah nabi dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak bersemangat melantunkan setiap syair nazham, membuat suasana semakin bergelora namun tetap berjalan dengan khidmat. Uniknya, nazham ini dikemas menggunakan bahasa lokal warga setempat yaitu bahasa Sunda yang menjadikannya khas.
Salsabila berharap semoga kegiatan nazham ini dapat terus terlestarikan "Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berlangsung, sambil terus melestarikan pembelajaran tradisional para guru kita terdahulu, yang dikemas dengan syair-syair indah, mudah buat dihafal dan nerep juga ke anak-anaknya."
Reporter: Chalilla Salsabila / KPI / 3A
Acara dimulai dengan membaca basmallah dan surat Al-Fatihah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan bershalawat kepada nabi Muhammad saw. Sejak dini, anak-anak telah diperkenalkan pada tradisi nazhaman yaitu lantunan syair-syair berirama yang berisi ajaran, nasihat, atau pujian kepada Nabi Muhammad saw, disusun dalam bait-bait yang teratur agar mudah dihafal dan indah saat dilantunkan.
"Nazhoman yang sering dibacain ini tentang kisah nabi Muhammad ya khususnya, kalau liat dari buku kan kadang kalimatnya baku, yang mana bikin susah dicerna sama anak-anak. Nah pada akhirnya kita kemas-lah pembelajaran itu dalam bentuk nazhoman. Agar pertama, biar si anak-anak mudah dalam mencerna ceritanya. Kedua, kita juga bisa belajar sambil bermain, jadi lebih menyenangkan." Ucap Salsabila salah satu asatidzah TPQ Masjid Nurul Amal.
Menolak menggunakan satu metode yang membosankan, disini anak-anak dikenalkan kisah dan sejarah nabi dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak bersemangat melantunkan setiap syair nazham, membuat suasana semakin bergelora namun tetap berjalan dengan khidmat. Uniknya, nazham ini dikemas menggunakan bahasa lokal warga setempat yaitu bahasa Sunda yang menjadikannya khas.
Salsabila berharap semoga kegiatan nazham ini dapat terus terlestarikan "Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berlangsung, sambil terus melestarikan pembelajaran tradisional para guru kita terdahulu, yang dikemas dengan syair-syair indah, mudah buat dihafal dan nerep juga ke anak-anaknya."
Reporter: Chalilla Salsabila / KPI / 3A
Tidak ada komentar
Posting Komentar