Dakwahpos.com, Bandung - DKM Fathul Ummah Rancasari hadirkan Drs. H. Ahmad Faizal, M.Ag., sebagai khatib dan Imam shalat Jum'at (25/10/2024). Dalam khutbahnya beliau menegaskan bahwa setiap dari orang beriman harus mengabadikan cahaya Allah, dengan memperkuat pemahaman agama Islam dan menjauhi perbuatan yang dapat memadamkan agama Allah Swt.
Beliau memulai bahasan khutbahnya dengan kisah sahabat Rasul yakni Ali bin Abi Thalib yang selalu berkeliling pada malam bulan Ramadhan, menurutnya Ali berkeliling guna mengetahui keadaan dan kegiatan umat muslim pada saat itu. Ketika Ali berjalan ia melihat orang-orang sedang sibuk membaca Alquran, maka ali menyatakan ini adalah cahaya dari cahaya Allah yang sebenarnya. Menurut Ustaz Faizal ketika seseorang hadir di masjid melaksanakan ibadah, berzikir dan membaca Alquran, sesungguhnya dia sedang mengabadikan cahaya Allah.
Dalam khutbahnya beliau menyampaikan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi disebabkan oleh tangan manusia, maka jauh dari itu telah terjadi kerusakan peradaban manusia, terlebih kerusakan agama Allah yang ingin dipadamkan oleh kelompok tertentu. "Maka akan ada orang yang memadamkan cahaya Allah dengan ungkapan katanya, dengan bahasanya, dengan gerakan tanganya atau boleh jadi dengan kebijakanya," ujarnya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah Swt, kita diharuskan untuk menolong agama Allah sebagaimana tertulis dalam firman-Nya pada surat Muhammad ayat tujuh. Maka tolonglah agama Allah karena akan ada orang-orang yang berusaha memadamkan agama Allah bahkan dari golongan orang Islam itu sendiri.
Menurutnya, orang yang akan memadamkan cahaya Allah adalah mereka yang menjual belikan petunjuk Allah dengan hal yang bersifat tijarah atau kepentingan dunia. "Manusia berpotensi menjual agama Allah dengan demi kepentingan dirinya, demi keberuntungan dirinya, demi kepentingan sosial, demi kepentingan politik, bahkan dijual dengan kepentingan toleransi" terangnya.
Kemudian, beliau memberikan contoh dengan realitas yang terjadi di Indonesia mengenai tamu yang datang ke negara ini. Orang tersebut di sambut dengan meriah di masjid, di banggakan dan juga di hormati, padahal dia orang yang tidak meyakini agama Allah dengan alasan toleransi. "Di bangakan dan sebagainya demi kepentingan toleransi, padahal toleransi otentik dalam Alquran disebutkan lakumdiinukum waliyadin, jika kita ingin menghormati maka hormatilah sewajarnya," ujarnya.
Terakhir beliau menyampaikan, manusia merupakan tempat berbuat salah dan dosa, tetapi jangan lupa Allah memberikan pintu taubat. Jika seseorang tahu berbuat salah namun ia selalu mengulang kesalahanya tanpa bertaubat, maka inilah orang yang telah merusak agama Allah. Beliau menutup khutbahnya dengan pesan agar selalu memakmurkan masjid, sebelum tiba kepada kita masa yang sulit untuk melaksanakan ibadah.
Reporter: Fereel Muhamad Irsyad A - KPI 3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar