Drs. Aep Saepurrohman, M. Ag: Dosen Bahasa Arab Diangkat Jadi Ketua DKM Baru Masjid Kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Dakwahpos.com,Bandung- Drs. H. Aep saepurrohman, M.Ag, lahir di ciamis, beliau sudah memasuki usia 55 tahun, hobi beliau jika berkaitan dengan olahraga tenis meja, kalau dalam aspek mengisi waktu luang membaca keilmuan atau berita, beliau menjadi ketua dkm saat pergantian dkm bulan September tahun ini baru mau 2 bulan, pada dasarnya beliau spesialisasi nya di bahasa Arab, keseharian beliau adalah dosen bahasa Arab, kemudian beliau di beri kepercayaan untuk membidangi bahasa Arab di Lc, dan kemudian beliau di berikan amanah baru yaitu menjadi ketua DKM kampus 2, "mungkin pertimbangan nya karena saya mempunyai latar belakangbahasa Arab kemudian alhamdulillah banyak menguasai sumber-sumberbahasa Arab atau aspek-aspek keislaman, dan karena saya banyak mengisi khutbah, dan juga banyak mengisi do'a, mungkin itu dari situ pertimbangan nya, mungkin karena ada kecocokan dalam hal kebahasaan dan kemampuan penguasaan kitab atau kalo di masyarakat nya pernah mengelola masjid." Ungkap beliau

Beliau tidak di beri tahu akan di berikan amanah menjadi ketua DKM, tapi karena adanya amanah itu beliau harus siap melakukan atau mengabdikan diri dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan di masjid kampus 2 ini.

"Jujur saja sebetulnya di bilang berat tidak tetapi agak kaget juga, tidak secara utuh bisa merespon dengan riang gembira tapi karena terkait amanah dan kekhawatiran tidak bisa mengendalikan atau mengkoordinasikan, mungkin pertimbangan nyaa bisa jadi beda ya antara pengurus DKM di masyarakat dan di kampuskampus, kemudian juga karena sehari-hari memang saya sudah terbiasa mengurus Bahasa Arab artinya sudah sesuai keahliankeahlian, sementara DKM kan memang kerjanya tidak terlalu berat tapi dalam ruang lingkup mengurus umatnya kan lebih berat juga intinya perasaan nya antara pesimis dan optimis, karena peralihan dari yang baru yang tentu juga kegiatan nya berbeda." Lanjut ustadz aep

Hambatan dalam mengurus masjid, untuk merekrut jamaah tidak bisa memaksakan, "jadi kontribusi jamaah sangat tergantung pada keinginan mereka masing-masing, DKM hanya melayani dengan membuat program adapun bagaimana mereka keterlibatan nya dalam program itu tidak bisa di pakasa boleh jadi program tapi peminatnya tidak sesuai harapan, dan untuk mengkoordinasikan jamaah masih perlu optimalisasi bagaimana supaya ketertiban di masjid itu bisa terjaga dengan baik, dalam mengkoordinasikan nya masih perlu upaya intensif yang lebih memungkinkan sehingga orang bisa betul betul memanfaatkan masjid itu dengan sebaik-baiknya dalam konteks mendekatkan diri kepada allah, berarti harus tertib, khusu, dalam mengkondisikan itu masih perlu upaya yang lebih relevan supaya lebih terjaga kedisiplinan ketika berada di masjid. Hambatan lainnya pendanaan karena alokasi dari UIN nya terbatas." Lanjut ustadz Aep

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023