Dakwahpos.Com, BANDUNG - Santri Pondok Pesantren Ainul Yaqin mengkaji tahsin qur'an bersama DKM Ainul Yaqin-Pamengpeuk pada Rabu ( 4 Oktober 2023). Kajian ini digelar setiap satu minggu sekali di Masjid Ainul Yaqin-Pamengpeuk bersama ketua DKM Ainul Yaqin yakni Ustaz Dedi Koswara. Kajian ini dianggap sebagai kajian penting dan wajib bagi santri karena berhubungan dengan kitab Allah yakni Al-Qur'an.
Tahsin Qur'an adalah suatu metode atau upaya memperbaiki bacaan Al-Qur'an. Tahsin juga berarti upaya seorang muslim agar bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. " Hukum mempelajari ilmu tajwid/tahsin secara teori adalah fardhu kifayah, yang berarti bisa diwakili oleh seseorang dalam wilayah tertentu. Contoh, jika dalam satu sekolah hanya ada satu orang saja yang mempelajari ilmu tajwid/tahsin, maka yang lain tidak dikenakan dosa jika tidak mengikutinya. Sedangkan membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid/ tahsin itu hukumnya fardlu 'ain. Yang berarti setiap individu wajib membaca Al-Qur'an menggunakan tajwid ", ungkap ketua DKM.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa belajar ilmu tajwid itu wajib bagi semua orang karena hukum dari membaca Al-Qur'an itu sendiri harus menggunakan tajwid/tahsin secara tartil. " Ketika kita belajar tahsin, maka banyak manfaat yang bisa kita peroleh selain dari mendapatkan pahala dari Allah, yakni membaca Al-Qur'an dengan lebih baik dari sebelumnya sesuai hukum dan kaidah yang seharusnya. Sebagai bentuk pemuliaan kepada Al-Qur'an. Selain itu, kita bisa merasakan kedamaian ketika membacanya secara benar dan tartil, sama hal nya dengan orang yang mendengarkannya". Ungkap Ketua DKM.
Dalam tahsin terdapat banyak hal yang dipelajarinya, diantaranya yakni makhorijul huruf, tajwid, qiroat, ahkamul huruf, imla, waqof dan ibtida', dan lain sebagainya. Ustaz Dedi juga memaparkan bahwa kedudukan Al-Qur'an pada saat ini hanya dijadikan pajangan saja, hanya dimulyakan bentuk dari Al-Qur'an nya saja. Jarang sekali orang yang mengkaji isi dan esensi yang ada dalam Al-Qur'an itu sendiri. Sehingga umat muslim rata-rata hanya memiliki mushaf nya saja, jarang sekali dibaca, dipelajari, apalagi diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya kajian ini, santri akan dibentuk sebagai generasi muda berjiwa qur'ani. Tidak hanya pelafalan nya saja yang bagus, tapi santri juga harus paham dan mampu menerapkan dalam kehidupan seari hari. Perlu ditekankan bahwa ini merupakan pembentukan terhadap kesadaran mereka atas kewajiban yang diberikan kepada mereka, bukan sekedar melaksanaan karena paksaan atas peraturan sekolah saja.
Tidak ada komentar
Posting Komentar