Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi pasca-pertandingan Arema FC melawan Persebaya pada beberapa waktu lalu menyebabkan ratusan korban meninggal dunia. Pihak kepolisian mengungkap bahwa korban berjumlah 125 jiwa, tapi nitizen menganggap bahwa korban sebenarnya melebihi angka tersebut. Hal ini juga membuat nitizen mengira kalau kepolisian memalsukan data korban tragedi kanjuruhan.
Terlebih lagi dari ratusan korban jiwa tersebut, tersangka yang ditetapkan oleh kepolisian hanya 6 orang. Diantaranya adalah perwira pertama dan perwira menengah yang saat ini masih aktif di kepolosian, yang tentunya hal ini membuat hirarki pada obyektivitas penyidik dan saksi daro Polri. Perkara ini juga membuat rakyat makin tidak percaya dengan kepolisian, apalagi setelah banyak yang terjadi di kepolisian belakangan ini.
Nitizen juga mendesak ketua PSSI saat ini, Mochamad Iriawan atau yang akrab dipanggil Iwan Bule untuk mundur dari kursi ketua karena dianggap tidak kompeten dalam menghadapi permasalahan sepak bola Indonesia. Sebelumnya, nitizen juga pernah mendesak Iwan Bule untuk mundur pasca-kasus "mafia skor". Dan setelah kejadian di Kanjuruhan ini, nitizen yang sudah penuh amarah semakin mendesak beliau untuk mundur dari kursi ketua PSSI.
Tanggapan Iwan Bule atas desakan nitizen cukup mengagetkan. Pasalnya dalam salah satu kutipan tanggapannya, beliau seperti menumpahkan tuduhan tersebut kepada panpel (panitia pelaksana pertandingan). Nitizen menganggap bahwa Iwan Bule tidak mau disalahkan atas apa yang terjadi di Kanjuruhan. Padahal seharusnya, PSSI bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan sepak bola di Indonesia.
Tapi, terlepas dari semuanya, entah siapa yang salah, apakah itu kepolisian, supporter ataupun PSSI tentu hal ini menjadi duka bagi seluruh Indonesia, juga bagi sepak bola dunia. Semoga kebenarannya segera terungkap. Semoga para korban jiwa diterima disisi-Nya. Semoga para keluarga korban diberi ketabahan. Panjang umur sepak bola Indonesia.
Hamzah Akmal / KPI 3B
Tidak ada komentar
Posting Komentar