Maraknya Arogansi Di Jalanan

Oleh : Raka Muhammad Syabana

Arogansi berujung pada anarki. Sifat sombong alias arogan di jalan raya hanya menyulut api. Saat asap mengepul lantaran api tadi menjalar kemana-mana, banyak pihak yang dirugikan.sikap arogan juga tidak jarang mendorong seseorang untuk melanggar aturan di jalan. nah, kalau yang satu ini urusannya bukan sekadar adu mulut atau adu otot, ujungnya bisa terkapar di jalan raya. masih ingat kan kalimat ini, "kecelakaan kerap kali diawali oleh pelanggaran aturan di jalan."
 
Saat seseorang dengan arogannya menerobos lampu pengatur lalu lintas jalan, bukan mustahil memicu tabrakan. Kalau sudah begini, yang menabrak dan ditabrak sama-sama menderita. Jangan-jangan malah bisa berujung di balik jeruji penjara. Itu dengan catatan korban atau pelaku kecelakaan tidak meninggal dunia.

Arogansi di jalan tak semata dipertontonkan dengan aktifitas melanggar aturan. Praktik ini juga mempertontonkan permintaan prioritas.Bagaimana hanya untuk alasan malas antri, ada rombongan yang menyewa pengawalan kebablasan hingga akhirnya meminta prioritas.

Penyebab terjadi nya kenapa seorang/sekelompok pengendara bisa menjadi arogan:

Pertama, kewibawaan hukum tumbang. Ketika bejibunnya aturan yang ada di jalan tidak ditegakkan secara tegas, konsisten, kredibel, transparan, dan tidak pandang bulu, kewibawaan hukum perlahan-lahan tergerogoti. Pengguna jalan menjadi acuh tak acuh dengan hukum. Lahirlah istilah-istilah damai di tempat atau kasih uang habis perkara.

Kedua, merasa paling kuat. Kesombongan amat lekat dengan kekuatan yang dimiliki seseorang. Bisa jadi kuat secara ekonomi, sosial, politik, bahkan merasa kuat dari sisi hukum.

Ketiga, mentalitas jalan pintas. Kesombongan terjadi karena sang pengendara memang punya bakat mencari jalan pintas. Enggan antre, terobos aturan. Mulai dari melibas marka dan rambu hingga melawan arus. Bahkan,

Keempat, ada kesempatan. Barangkali ini adalah dalih paling konyol. Dengan bakat mentalitas yang cukup kuat, lalu ditambah 'kesempatan' terbuka lebar, jadilah praktik tindakan arogan.

Itulah keempat hal berdasarkan amatan dan pengalaman di jalan raya selama ini. Apa yang saya lihat dan rasakan sebagai orang awam, arogansi di jalan yang berbuah pada pelanggaran aturan dengan ujung kecelakaan lalu lintas jalan menjadi catatan statistik. Di negara kita setiap hari terjadi 300-san kasus kecelakaan lalu lintas jalan. Ironisnya, mayoritas pemicu kecelakaan adalah perilaku berkendara tidak tertib alias ugal-ugalan.

Sudah saatnya kita menyerukan "Setop arogansi dijalan!" Mari mulai memakai akal sehat saat berlalu lintas jalan.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023