Peralihan musim yang dirasa bisa dipahami melalui pemahaman akan adanya gerak semu matahari. Gerak semu matahari adalah peredaran matahari yang terlihat dari bumi sepanjang tahun. Saat matahari berada di selatan garis khatulistiwa, maka intensitas paparan sinar matahari akan tinggi, begitu juga dengan suhunya. Saat suhu tinggi, tekanan udara yang ada akan rendah. Angin bergerak dari wilayah bertekanan udara tinggi ke wilayah dengan tekanan udara yang lebih rendah. Saat matahari lebih condong di satu sisi, arah angin dan kecepatan akan jadi lebih jelas, itulah yang menyebabkan suatu musim menjadi dominan.
Saat musim peralihan atau pancaroba, matahari tidak condong ke arah manapun, saat itulah arah angin dan kecepatannya tidak menentu. Musim peralihan ditandai dengan adanya hujan yang tidak menentu dan secara tiba-tiba. Hujan yang terjadi bisa lebat, tapi dalam waktu yang singkat kemudian cuaca kembali panas.
Menurut Apriliana Rizqi Fauziyah, Staf Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Pusat, dalam istilah BMKG bisa dikatakan musim penghujan jika per sepuluh hariannya memiliki curah hujan lebih dari 50 mm berturut-turut selama tiga dasarian berikutnya. "Jika belum berarti belum bisa dikatakan awal musim penghujan, begitu sebaliknya kalau musim kemarau," tambahnya saat sesi wawancara pada Rabu (8/11). Saat musim peralihan, hujan mengalami fluktuasi atau tidak berturut-turut terjadi selama tiga dasarian.
Yulia Rahma Kamila
Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan