Riuhnya suara genting yang dipukul secara bersamaan saat gerimis kala sore itu. Bergema dari ujung selatan ke ujung utara. Sang kunci dari irama rampak genteng dari segala arah mulai memainkan aksinya. Ada yang mengayunkan tangannya, ada yang memainkan musik elektroniknya dan ada yang menyuarakan suaranya. Ya, inilah Rampak Genteng Jatiwangi yang diadakan tiga tahun sekali, tempat di mana kebersamaan irama dari pukulan genting menggema ke seluruh tempat. Tempat di mana semua orang berkumpul dari mulai anak-anak sekolah, guru atau dosen hingga orang penting seperti wakil gubernur.
"Rampak genteng 2021!" bunyi kunci untuk panggilan irama pukulan genting. Dimainkan dengan menggunakan alat pukul stik. Ternyata terdapat kunci dari dimulainya permainan rampak genteng. Para kunci dari irama pukulan genting ini memberikan kode secara bersamaan kepada setiap pemain yang berada pada posisinya masing-masing. Para pemain pun mulai memukulkan gentingnya sesuai arahan dari sang kunci. Tidak ada yang salah dalam memainkan rampak genteng pada setiap pemain, saya rasa. Benar ternyata, di sini tidak ada pemain yang tidak keluar dari apa yang telah disuruh, sesuai arahan.
Gerimis yang mulai kian deras pada sore hari itu. Dirasa setiap tetesan air hujan mulai terasa bahasi badan. Semua orang yang berada di sana terutama para pemain dari rampak genteng, tidak meruntuhkan rasa semangat kebersamaan dalam membangun gema irama rampak genteng. Warga serta para tamu lainnya tidak merasa berat akan gerimis yang terjadi. Tangan yang terus memainkan pukulan gentingnya, kaki yang terus berjalan menjelajah setiap sudut tempat itu. Begitu banyak gerakan sepertinya. Tapi percayalah, kebersamaan dalam membangun gema irama rampak genteng yang hanya terjadi tiga tahun sekali ini sama sekali bukan halangan yang begitu besar.
Beruntungnya, saya tidak melihat celaka atau aksi yang tidak seharusnya di tempat ini. Aksi celaka atau hal yang tidak diinginkan harus dicegah dan diwaspadai. Mungkin karena sorot mata saya hanya fokus kepada irama dari genting yang kompak dan menyenangkan, hingga lupa akan soal kewaspadaan. Nampaknya semua orang harus berhati-hati serta waspada, entah bentuk seperti apa hal yang tidak diinginkan itu. Tapi saya mulai menyadari di tempat ini, semua orang dapat bisa bertemu, berkenalan, merasa adanya kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Tidak peduli siapa ia.
Kebersamaan dalam gema rampak genteng mempunyai nilai tersendiri. Terdapat seni keindahan dalam rampak genteng yang merupakan acara dari tahun ke tahun. Nilai sejarah dalam genting itu sendiri, yang menjadi khas Jatiwangi. Gema dentuman dari berbagai pukulan membangkitkan segala rasa. Dengan rampak genteng Jatiwangi, semua terukir di sini.
Alpia Nur Zakiyyah Atorid / Mahasiswa UIN Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar