Dakwahpos.com, Bandung-Guru mengaji Masjid Al-Ikhlash menerapkan sistem unik dalam menanamkan keagamaan pada anak. Sistem ini diberlakukan agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan. Dalam sistem ini diberlakukan dua metode, yaitu cara classical dan privat.
"Karena kadang anak-anak suka rewel, jadi kita pakai metode yang sekiranya bisa membuat nyaman ke anak-anak. Jadi kalau hafalan kita pakai metode klasikal, nanti anak-anak kita ajak menyanyi agar anak-anak mudah menangkapnya. Sedangkan privat kita pakai untuk ngaji biasa jadi lebih intens sifatnya." Ujar Siti Maesaroh, Selasa (18/09/2018)
Psikologis anak adalah faktor utama mengapa kemudian diberlakukannya kedua sistem tersebut. Gunanya untuk memberikan kenyamanan bahwa belajar mengaji tidaklah membosankan. Pasalnya, pendidikan agama menjadi pondasi dasar dalam hidup.
"anak-anak kan suka rewel, main, lari-lari, dan berantem sama teman-temannya, dan kami mah mewajari saja. Tapi kan kalau begitu caranya, nanti anak-anak gak paham soal pembelajaran keagamaannya. Makanya kami memberlakukan sistem-sistem baru itu supaya anak-anak lebih cepat paham." Tambah Siti Maesroh.
Beliau menambahkan bahwasannya tetap ada kesulitan dalam penerapan sistem ini. Namun hal itu tidak mematahkan semangat beliau untuk tetap mengajar anak-anak itu. Karena bagi beliau pembekalan menuju akherat jauh lebih penting diatas segalanya, terutama apabila diterapkan sejak dini.
Psikologis anak adalah faktor utama mengapa kemudian diberlakukannya kedua sistem tersebut. Gunanya untuk memberikan kenyamanan bahwa belajar mengaji tidaklah membosankan. Pasalnya, pendidikan agama menjadi pondasi dasar dalam hidup.
"anak-anak kan suka rewel, main, lari-lari, dan berantem sama teman-temannya, dan kami mah mewajari saja. Tapi kan kalau begitu caranya, nanti anak-anak gak paham soal pembelajaran keagamaannya. Makanya kami memberlakukan sistem-sistem baru itu supaya anak-anak lebih cepat paham." Tambah Siti Maesroh.
Beliau menambahkan bahwasannya tetap ada kesulitan dalam penerapan sistem ini. Namun hal itu tidak mematahkan semangat beliau untuk tetap mengajar anak-anak itu. Karena bagi beliau pembekalan menuju akherat jauh lebih penting diatas segalanya, terutama apabila diterapkan sejak dini.
Reporter: Erika, KPI/3A.
Tidak ada komentar
Posting Komentar