Dakwahpos.com, Bandung — Di tengah derasnya arus kehidupan modern, manusia kerap sibuk mengejar hal-hal duniawi hingga lupa pada sosok teladan sejati, Nabi Muhammad SAW. Padahal, cinta kepada Rasul bukan sekadar ucapan dalam sholawat, melainkan harus tampak dalam perilaku dan keteladanan hidup. Pesan inilah yang mengemuka dalam ceramah KH. Asep Mughni, M.Sos.I., saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Masjid Al-Muhajir, Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Sabtu (13/9/2025).
Dalam ceramahnya, KH. Asep menyampaikan bahwa kecintaan kepada Rasulullah SAW harus diwujudkan dalam tindakan. "Tanda cinta kepada Nabi ada tiga: taat, sholawat, dan ingat," ujarnya di hadapan jamaah yang memadati masjid. Menurutnya, tiga hal itu bukan sekadar amalan lisan, tetapi cerminan kedekatan hati dengan Rasulullah SAW.
Pesan sederhana ini terasa sangat relevan di era sekarang. Ketika kecintaan kepada Nabi sering kali hanya menjadi simbol saja tanpa penerapan dalam kehidupan, ceramah KH. Asep mengajak umat untuk kembali kepada esensi mewujudkan cinta itu dalam tindakan nyata. Bagi generasi muda, bentuk cinta tersebut dapat diwujudkan dengan menjaga tutur kata di media sosial, menghormati orang tua, menebar salam, serta menahan amarah di tengah perbedaan.
Kehadiran pengurus DKM Al-Muhajir dalam acara Maulid tersebut memperlihatkan bagaimana dakwah dapat tumbuh melalui kebersamaan. Dakwah bukan semata urusan mimbar, tetapi juga peran sosial yang mempererat jamaah dan menumbuhkan semangat ukhuwah Islamiyah. Dari lingkungan kecil seperti masjid inilah nilai-nilai dakwah ditanamkan dan diteruskan ke masyarakat luas.
Momen Maulid Nabi menjadi ajang refleksi bagi umat Islam untuk menata kembali arah cinta kepada Rasulullah SAW. Sudahkah cinta itu benar-benar hadir dalam keseharian kita, bukan sekadar ucapan? Meneladani Rasul di zaman modern berarti menghadirkan akhlak beliau dalam setiap ruang kehidupan seperti dari tutur kata, sikap di dunia digital, hingga cara menebar kasih di tengah perbedaan. Sebab Maulid Nabi bukan hanya perayaan sejarah, melainkan momentum menyalakan kembali nurani dan cinta yang berbuah amal.
Tidak ada komentar
Posting Komentar