Dakwahpos.com, Sumedang- DKM Masjid besar Tanjungsari selenggarakan kajian bersama Dr. Yazen Alhakimi yaitu salah satu juri di acara Hafiz Indonesia. Kajian ini membahas perjalanan dan perjuangan Dr Yazen yang mempunyai mimpi sejak kecil untuk mengunjungi negara Indonesia (23/11/2025).
"Dulu saya ketika masih SD belajar tentang pelajaran Geografi, ketika belajar itu ada materi tentang negara yang banyak pemeluk agama islamnya salah satunya negara Indonesia. Sejak saat itu saya ingin sekali menginjakkan kaki ke Negara tersebut, saya berdoa di setiap sholat kepada Allah agar saya diberi kesempatan untuk ke Indonesia. Sampe SMP doa saya belum di kabul, ketika pas SMA saya dapat beasiswa saya kira ke Indonesia ternyata ke Jeddah, akhirnya saya lanjut sekolah di Jeddah. Setelah lulus SMA saya kembali mencari beasiswa tapi saya dapet nya ke Perancis dan lanjut sekolah Farmasi. Setelah lulus S1 ternyata doa saya baru di kabul sama Allah, saya dapat beasiswa S2 untuk bersekolah di ITB" jelasnya.
Inti dari kehidupan kita, supaya islam kita baik, kokoh, dan sempurna yaitu kata rasul adalah sholat. Syekh Yazen mengungkapkan bahwa 80 hingga 90% dari umat islam merupakan inti dari sholat yaitu ke khusyuk-an, tips khusyuk adalah :
1. Kita mengetahui arti dalam bacaan shalat
2. Membaca doa iftitah yang paling pendek
3. Jangan cepat-cepar dalam sholat, kita pelan pelan.
"Ternyata sesampainya di Indonesia saya mengalami banyak culture shock, pertama kali saya datang ke indonesia itu masuk bulan ramadhan, dan saya ikut sholat terawih disini cepat sekali padahal rakaat disini sama dengan di Masjidil Haram yaitu 23 rakaat dengan waktu bisa sampai 2 jam tetapi sesampainya saya disini bisa selesai dalam kurun waktu kurang dari satu jam" ungkapnya.
Syekh Yazen pula mengungkapkan bahwa dirinya bersekolah di ITB tidak semudah itu, ada masalah di beasiswanya sehingga dirinya merasa bingung untuk berkuliah. Yang ia lakukan setiap hari hanyalah berdoa untuk ada rezeki lain ketika beasiswa nya ditahan. Tiba di esok pagi dirinya mendapat telepon tidak tau dari siapa, ternyata dirinya mendapat tawaran menjadi guru bahasa perancis dan itu menjadi rezeki untuknya ketika ada kesusahan lain yang menimpa.
"Ketika saya hijrah ke sini banyak sekali cobaan nya tapi Allah ganti dengan kebahagiaan dan keberkahan yang berkali kali datangnya" jelasnya.
Reporter: Tiara Artha Wijaya/KPI/3D
Tidak ada komentar
Posting Komentar