Dakwahpos.com, Bandung- Santri Al-Ihsan ramaikan masjid Al-Mubarok Cibiru Hilir dengan melaksanakan kegiatan pengajian malam pada Senin (13/10/2025). Pengajian ini dipimpin oleh Ustaz Emil dengan mengkaji kitab Ta'limul Muta'lim.
Pengajian diawali oleh doa dan tawasul. Berbeda dari kajian umum, pengajian ini menggunakan metode pesantren, yaitu guru membacakan makna perkata dari kalimat arab dalam kitab, santri mendengarkan dan menulis makna tersebut. Dan nantinya guru menjelaskan.
Pada pengajian ini membahas perkara yang termasuk mengagungkan ilmu. Diantaranya adalah mengagungkan kitab. Ustaz menjelaskan yang ada dalam kitab, bahwa memperjelas tulisan dan jangan memperkecil tulisan itu termasuk mengagungkan kitab.
"Kaduhung tulisan laleutik, ieu teh naon nya, enyaan etamah teh, karaos ku abdi", ucapnya.
(Nyesel tulisan pada kecil, ini teh apaa yaa, beneran itu mah teh, kerasa sama saya)
Ustaz menjelaskan bahwa jika nanti sudah tua dan mata mulai rabun, maka akan menyesal karena tulisan yang kecil dalam kitab. Dijelaskan juga untuk jangan menyamarkan tulisan.
"maka sing diajar naon teh? Ngalogat teh nu kahartos. Paling minimal ngalogat kahartos ku nyalira, sakitu. Maka diajar arab pegon jeung tanda-tandana", tambahnya.
(Maka harus belajar apa teh? Ngelogat itu yang bisa dimengerti. Paling minimal ngelogat dimengerti oleh diri sendiri, segitu. Maka belajar arab pegon dengan tanda-tanda nya)
Ustaz juga menyampaikan meskipun santri sudah mendengar suatu pembahasan dari guru sebanyak seribu kali, harus tetap sabar, jangan merasa bosan. Tidak boleh mengatakan bahwa hal tersebut sudah dibahas.
"Urang salami jadi santri, meskipun ngadangu ti guru teh eta deui eta deui bahas teh, ulah bosen", ujarnya.
(Kita selama menjadi santri, meskipun mendengar dari guru itu lagi itu lagi bahasan tuh, jangan bosan)
Reporter : Dwi Yani Susanti, KPI 3/B
Tidak ada komentar
Posting Komentar