1. Pengertian I'jāz al-Qur'an
Kata i'jāz berasal dari akar kata 'ajaza–yu'jizu, yang berarti melemahkan atau membuat tidak mampu. Secara istilah, I'jāz al-Qur'an adalah ketidakmampuan manusia untuk menandingi atau meniru keindahan, kandungan, dan susunan Al-Qur'an, baik dari segi bahasa, makna, hukum, maupun berita gaib yang dikandungnya. Dengan demikian, I'jāz al-Qur'an menegaskan bahwa kitab suci ini bersumber dari Allah SWT, bukan hasil ciptaan manusia.
Allah SWT berfirman:
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍۢ ظَهِيرًۭا
"Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain."
(QS. Al-Isrā': 88)
Ayat ini menjadi bukti utama tantangan (taḥaddī) Allah kepada manusia untuk menandingi Al-Qur'an, yang hingga kini tak pernah mampu dilakukan oleh siapa pun.
2. Aspek-Aspek I'jāz Al-Qur'an
1. I'jāz al-Lughawī (Keajaiban Bahasa)
Al-Qur'an memiliki gaya bahasa yang sangat fasih, ritme yang indah, dan struktur kalimat yang unik — tidak sama dengan syair Arab atau prosa. Setiap kata dipilih dengan presisi makna yang mendalam. Contohnya, penggunaan kata "qalb" (قلب) dan "fu'ād" (فؤاد) dalam konteks berbeda menunjukkan tingkat kedalaman psikologis yang berbeda.
2. I'jāz al-'Ilmī (Keajaiban Ilmiah)
Banyak ayat Al-Qur'an yang sesuai dengan temuan ilmiah modern, meskipun diturunkan 14 abad yang lalu. Misalnya:
QS. Al-Anbiyā': 30 tentang asal-usul alam semesta (Big Bang).
QS. Al-Mu'minūn: 12–14 tentang proses penciptaan manusia dari nutfah hingga menjadi janin sempurna.
3. I'jāz al-Tasyri'ī (Keajaiban Hukum dan Syariat)
Hukum-hukum dalam Al-Qur'an mencakup berbagai aspek kehidupan (ibadah, muamalah, sosial, politik, ekonomi) yang selaras dengan fitrah manusia. Prinsip keadilannya relevan sepanjang masa.
4. I'jāz al-Ghaibī (Keajaiban Berita Gaib)
Al-Qur'an mengandung berita masa lalu dan masa depan yang terbukti benar, seperti kisah kemenangan Romawi atas Persia (QS. Ar-Rūm: 2–4) dan janji Allah tentang kemenangan Islam.
3. Hikmah dan Keistimewaan I'jāz Al-Qur'an
Keistimewaan Al-Qur'an melalui konsep I'jāz menunjukkan:
Kemurnian sumbernya dari Allah SWT.
Keabadian mukjizat Nabi Muhammad ﷺ yang tidak terikat waktu dan tempat.
Relevansi ajaran Al-Qur'an untuk seluruh generasi manusia hingga akhir zaman.
Oleh karena itu, I'jāz bukan sekadar keindahan sastra, tetapi juga bukti rasional dan spiritual bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk hidup yang universal.
4. Relevansi I'jāz di Era Modern
Di era sains, digital, dan skeptisisme terhadap agama, konsep I'jāz al-Qur'an memiliki nilai penting:
Sebagai bukti intelektual bahwa agama Islam selaras dengan ilmu pengetahuan.
Sebagai dasar dakwah digital, di mana mukjizat Al-Qur'an dapat dikomunikasikan melalui media modern seperti video edukasi dan penelitian ilmiah Qur'ani.
Sebagai motivasi spiritual, agar umat Islam memperkuat keimanan dengan memahami kandungan ilmiah dan filosofis al quran.
Akhir Kata
Al-Qur'an merupakan mukjizat abadi yang melampaui batas ruang dan waktu. Keistimewaannya tidak hanya terletak pada keindahan bahasa dan kandungan ilmunya, tetapi juga pada kemampuannya menjawab tantangan zaman dari masa ke masa. Konsep i'jāz al-Qur'an menunjukkan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang mampu menandingi keagungan susunan dan makna Al-Qur'an.
Di era modern ini, relevansi Al-Qur'an semakin nyata ketika nilai-nilai dan prinsip yang dikandungnya dijadikan pedoman dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta problematika moral dan sosial masyarakat. Dengan memahami dan mengamalkan Al-Qur'an secara kontekstual, umat Islam dapat mengembalikan fungsi wahyu sebagai sumber inspirasi peradaban yang maju dan beradab.
Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan, memperkuat keimanan, serta menumbuhkan semangat untuk terus menggali makna dan keindahan yang terkandung dalam Al-Qur'an.
Referensi
.Al-Qur'an al-Karim.
Al-Qardhawi, Yusuf. (2003). Kaifa Nata'āmal ma'a al-Qur'ān al-'Aẓīm. Kairo: Dar al-Syuruq.
Al-Zarkasyi, Badruddin. (1998). Al-Burhān fī 'Ulūm al-Qur'ān. Beirut: Dar al-Fikr.
Al-Rumi, Fahd bin 'Abd al-Rahman. (1999). Ulūm al-Qur'ān wa Manāhij al-Mufassirīn. Riyadh: Maktabah al-Rushd.
Al-Suyuthi, Jalaluddin. (2008). Al-Itqān fī 'Ulūm al-Qur'ān. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah
Qutb, Sayyid. (2000). Fi Ẓilāl al-Qur'ān. Kairo: Dar al-Syuruq.
Rahman, Fazlur. (1982). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. Chicago: University
Penulis: Nur saiba pulungan
Prodi ilmu alquran tafsir
Tidak ada komentar
Posting Komentar