Dakwahpos.com,Bandung -Dalam kajian ilmu tauhid yang digelar di masjid Miftahul Falah Cipadung (12/10/2025), Ustadz Adi Setiadi menegaskan pentingnya memahami hakikat iman secara utuh. Ia menjelaskan bahwa iman tidak cukup hanya diucapkan, melainkan harus diyakini sepenuh hati dan diwujudkan dalam amal nyata.
"Iman itu mengikrarkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan dengan anggota badan, mempercayai pada semua ajaran yang disampaikan nabi muhammad yang bersumber dari Allah maha pencipta," ujar Ustadz Adi Setiadi (12/10/2025).
Ustadz Adi Setiadi menekankan bahwa keimanan yang benar mencakup seluruh aspek kehidupan. Menurutnya, seseorang tidak dapat mengaku beriman jika perilaku sehari-harinya tidak mencerminkan ajaran Islam.
"Iman bukan hanya pengakuan tapi harus dengan mengerjakan," ujar Ustadz Adi Setiadi (12/10/2025).
Dalam ceramahnya, ia juga menjelaskan tingkatan iman dalam ajaran Islam. Pertama, iman matbu, yakni iman yang ditabiatkan seperti para malaikat yang selalu taat dan tidak ragu. Kedua, iman masum, yaitu iman para nabi yang senantiasa terjaga dari dosa. Ketiga, iman maqbul, yaitu iman orang mukmin yang tulus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa syirik. Keempat, iman mauquf, yakni iman yang masih tercampur dengan hal-hal bid'ah dan syirik.
"Ada orang yang imannya masih mauquf, artinya ia masih percaya pada hal-hal tahayul seperti jimat atau benda keramat padahal itu bertentangan dengan ajaran tauhid yang murni,"ujar Ustadz Adi Setiadi (12/10/2025).
Ia juga menegaskan bahwa orang yang diterima imannya akan mendapat jaminan surga, sebagaimana janji Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
"Dan orang yang diterima imannya itu pasti masuk syurga," Ustadz Adi Setiadi (12/10/2025).
Fery Firmansyah jamaah Masjid Miftahul Falah turut memberikan tanggapan positif atas materi yang disampaikan.
"Harapannya konsisten dalam berjamiyah untuk bertauhid,tauhid itu harus lebih diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berjamiyah atau lingkup yang lebih kecil lagi, yaitu keluarga. Suami, istri, dan anak-anak harus menjadi contoh aplikasi tauhid dan konsisten menjaganya," ujarnya.
Reporter: Rihan Al Lail, KPI/3D
Tidak ada komentar
Posting Komentar