Dakwahpos.com, Bandung – Kajian rutin di Masjid Babul Hikmah Cipadung Asri menghadirkan penceramah Dian Nuraiman, M.Si., M.Sc., Ph.D. dengan tema "Mengagungkan Kehormatan dan Saling Menghormati dalam Islam." Kajian ini membahas pentingnya nilai kasih sayang dan penghormatan dalam kehidupan seorang Muslim, pada Minggu (12/10/2025) ba'da Subuh.
Dalam ceramahnya, Dian Nuraiman menyampaikan bahwa seorang Muslim harus menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan menghargai. "Perumpamaan antara seorang Muslim dan Muslim lainnya seperti anggota tubuh. Jika salah satunya sakit, maka yang lain ikut merasakan," ujarnya di hadapan jamaah. Ia menjelaskan bahwa menjenguk tetangga yang sakit, mendoakan yang tertimpa musibah, dan menjaga silaturahmi merupakan wujud nyata ajaran Rasulullah ﷺ dalam mempererat hubungan antarsesama.
Beliau membacakan hadis riwayat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu tentang kasih sayang Rasulullah ﷺ kepada cucunya, Hasan bin Ali.
«مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ»
Artinya, "Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi," (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi). Dian menjelaskan bahwa peristiwa ini mengajarkan pentingnya menumbuhkan kasih sayang sebagai bentuk penghormatan terhadap sesama manusia.
Ia juga menambahkan hadis dengan redaksi serupa, «مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللَّهُ», yang berarti barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. Menurutnya, Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga menumbuhkan empati dan kasih sayang sebagai tanda keimanan sejati.
Selanjutnya, Dian membacakan hadis tentang kepekaan imam terhadap makmum. Berdasarkan riwayat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ، فَإِنَّ فِيهِمُ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ»
Artinya, "Jika salah seorang di antara kalian mengimami orang-orang, maka hendaklah ia meringankan shalatnya. Karena di antara mereka ada yang lemah, sakit, dan orang tua," (HR. Bukhari). Ia menjelaskan bahwa Islam mengajarkan kepekaan terhadap kondisi orang lain, bahkan dalam pelaksanaan ibadah.
Dalam hadis berikutnya dari Abu Qatadah Al-Harits bin Rib'i radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنِّي لَأَدْخُلُ فِي الصَّلَاةِ أُرِيدُ إِطَالَتَهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلَاتِي مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ»
Artinya, "Aku berdiri untuk mengimami salat dengan niat memperpanjangnya, lalu aku mendengar tangisan bayi, maka aku memperpendek salat agar tidak memberatkan ibunya," (HR. Al-Bukhari). Dian menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan kelembutan dan perhatian Rasulullah ﷺ terhadap perasaan umatnya.
Kajian ditutup dengan hadis riwayat Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma. Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ... وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
Artinya, "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzalimi dan tidak pula membiarkannya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat," (Muttafaq 'alaih).
Di akhir kajian, Dian Nuraiman menegaskan, "Menjaga kehormatan dan saling menghormati bukan sekadar etika sosial, tetapi perintah Rasulullah ﷺ yang menjadi bukti keimanan seseorang." Ia menutup dengan ajakan agar umat Islam meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud kasih sayang dan penghormatan antarsesama.
Reporter: Melin Nur Salamah/KPI 3D
Tidak ada komentar
Posting Komentar