Dakwahpos.com, Bandung – Bapak Kamaludin M. Ag DKM Istiqomah Pandanwangi kembali adakan pengajian ibu-ibu dengan tema Akidah dan Akhlak yang digelar pada Rabu (13/11/2024). Acara ini dimulai setelah shalat ashar dan berlangsung hingga pukul 17.00 WIB. Pengajian ini dihadiri oleh sekitar 30 jemaah yang terdiri dari ibu-ibu warga sekitar. Pada kali ini materi akan disampaikan oleh Ustaz Dodi dengan judul "Keimanan Modal Utama Akhirat". Ustaz Dodi menyampaikan materi sebagai berikut:
Tanda ketakwaan kita kepada Allah SWT. salah satunya adalah keimanan kita terhadap hal-hal yang ghaib. Ghaib tidak hanya merujuk pada makhluk-makhluk yang tidak tampak oleh mata, tetapi juga mencakup segala sesuatu yang belum terjadi, seperti hari esok, lusa, malam yang akan datang, atau bahkan perkara-perkara besar seperti kiamat dan kehidupan akhirat. Semua ini adalah bagian dari keimanan kita terhadap yang ghaib, yang merupakan salah satu pokok ajaran Islam.
Segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini, tidaklah menjamin kebahagiaan kita di akhirat. Nikmat yang kita rasakan saat ini, seperti nikmat kesehatan, kesempatan untuk hadir di majelis ilmu ini, atau kenikmatan lainnya, semuanya merupakan karunia Allah SWT. yang seharusnya kita syukuri. Kita masih diberi kesempatan untuk melangkahkan kaki kita menuju masjid, menuju tempat yang penuh berkah, yang akan menjadi saksi bagi kita di hadapan Allah kelak. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat tersebut, karena orang yang merasakan kenikmatan di dunia belum tentu akan merasakannya di akhirat.
Misalnya, ada orang yang diberi kenikmatan harta yang melimpah, kesehatan yang banyak, serta segala kemudahan dalam hidup. Namun, jika orang tersebut tidak menjaga amal dan terus menerus melakukan perbuatan dosa, maka Allah SWT. dapat memperlihatkan akibat dari perbuatannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Rasulullah, ada seorang yang mendapatkan nikmat dunia, namun ketika dia dicelupkan ke dalam neraka, hanya sekejap saja, Allah menanyakan padanya, "Apakah kamu masih ingat kenikmatan yang pernah engkau rasakan di dunia?" Maka jawabnya, "Tidak, Demi Allah, semua kenikmatan itu telah terlupakan." Begitu pula dengan seorang yang hidup penuh kesusahan, tetapi tetap istiqamah dalam ibadah dan beramal saleh. Ketika orang ini dicelupkan sejenak ke dalam surga, Allah bertanya, "Apakah kamu masih ingat kesusahan yang pernah engkau alami di dunia?" Maka jawabnya, "Tidak, Demi Allah, semua itu telah terlupakan."
Inilah pelajaran yang harus kita petik, bahwa kenikmatan dunia yang kita nikmati tidaklah menjamin kebahagiaan kita di akhirat. Sebaliknya, segala bentuk ujian hidup, baik berupa kesusahan maupun kesenangan, adalah ujian dari Allah yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran dan rasa syukur. Kita harus senantiasa menjaga keimanan dan beramal saleh agar kebahagiaan yang hakiki dapat kita raih, baik di dunia maupun di akhirat. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 57: "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan." Kematian adalah suatu kepastian, dan hanya kepada Allah lah kita akan kembali. Janganlah kita merasa takut akan kematian, apalagi jika kita berpindah tempat untuk mencari kehidupan yang lebih baik, karena sesungguhnya kematian bisa datang dengan cara apapun, di tempat apapun, dan kapan saja.
Allah menguji kita dengan segala macam cobaan: dengan kesusahan dan kesenangan, dengan sakit dan sehat, dengan kekayaan dan kemiskinan, bahkan dengan halal dan haram. Semua itu adalah ujian bagi kita. Namun, dengan keimanan yang kokoh dan amal sholeh yang baik, insya Allah kita akan meraih kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Imam Hasan al-Basri mengatakan, "Ketika kecintaan kita kepada dunia berlebihan, maka ketakutan kita terhadap akhirat akan hilang." Oleh karena itu, janganlah kita terlalu mencintai apa yang kita miliki di dunia ini, karena semuanya hanyalah titipan dari Allah SWT. Kita hanya sebagai hamba yang diberi amanah untuk menjaga dan mengelolanya dengan baik.
Satu hari di akhirat itu sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia. Sementara itu, umur kita di dunia ini tidak ada yang mencapai lima puluh ribu tahun, bahkan Nabi Muhammad SAW pun tidak sampai hidup selama itu. Karena itu, kita harus senantiasa mengingat akhirat dan kematian, serta selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Malaikat maut datang mencabut nyawa kita bukan seperti saat Rasulullah SAW wafat, yang mendapatkan izin terlebih dahulu. Namun bagi kita, maut datang tanpa kita tahu kapan waktunya. Itu bisa datang melalui tanda-tanda fisik, seperti rambut yang mulai memutih, atau tubuh yang tidak sekuat dulu. Oleh karena itu, marilah kita banyak bertaubat dan memperbanyak amal baik, karena kita tidak pernah tahu kapan kematian akan datang menjemput.
Marilah kita jadikan hidup ini sebagai ladang amal, dimana setiap nikmat yang kita terima harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai harta, kekayaan, atau kenikmatan duniawi membuat kita lalai dan lupa kepada Allah. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut tadi, segala hal yang kita alami di dunia adalah ujian. Ujian itu bisa berupa kenikmatan maupun kesusahan, dan yang paling penting adalah bagaimana kita menghadapi ujian tersebut dengan keimanan dan amal yang saleh. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, agar kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh kesabaran, syukur, dan istiqamah dalam beribadah kepada-Nya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
"Acara seperti ini sangat bermanfaat bagi kami semua. Tidak hanya ilmu yang kami dapatkan, tetapi kami juga merasa lebih dekat satu sama lain. Semoga pengajian rutin ini terus dilaksanakan dan semakin banyak yang ikut," ujar Ibu Rahman. (13/11)
Reporter: Naya Risnaini KPI 3 A
Tidak ada komentar
Posting Komentar