Dakwahpos.com, Bandung – Masjid Lautze 2 Bandung, yang berdiri pada Januari 1997 di Jalan Tamblong No. 27 Bandung, menjadi salah satu simbol keberagaman budaya dan agama di kota ini. Didirikan oleh Yayasan Haji Karim Oei, masjid ini berfokus pada pembinaan komunitas Tionghoa, khususnya yang tertarik untuk memeluk Islam. Nama "Lautze," yang berarti "guru" dalam bahasa Mandarin, menggambarkan tujuan dakwahnya yang mengedepankan pendidikan dan pemahaman Islam. Dengan arsitektur khas Tionghoa yang dipadukan dengan elemen Islam, masjid ini menjadi simbol harmoni antarbudaya yang unik di Bandung.
Pada awalnya, Masjid Lautze 2 hanya beroperasi dengan jam terbatas, tetapi sejak 2017, pengelolaannya mengalami perubahan besar. Masjid ini kini buka setiap hari, memberikan layanan shalat lima waktu dan berbagai kegiatan keagamaan seperti Tadabbur Al-Qur'an, tahsin, dan pembinaan mualaf. Lebih dari 280 orang telah mengikrarkan syahadat di sini hingga Desember 2024, yang sebagian besar berasal dari luar Bandung bahkan mancanegara. Masjid ini juga aktif dalam kolaborasi dengan masjid lain untuk kegiatan sosial, termasuk program baksos yang melibatkan komunitas sekitar.
Koko Rahmat Nugraha, DKM Lautze 2 Bandung menuturkan, "Sejak 2017, kami berkomitmen agar masjid ini buka setiap hari, tidak hanya untuk shalat, tetapi juga sebagai pusat pembinaan mualaf dan pendidikan Islam. Kami ingin menciptakan lingkungan yang ramah bagi siapa saja yang ingin belajar lebih dalam tentang Islam."
Sebagai pusat dakwah dan pendidikan, masjid ini mengedepankan prinsip bahwa "tidak ada paksaan dalam beragama," sebagaimana yang tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 256. Melalui berbagai program seperti Mualaf Care, masjid ini telah membina ratusan mualaf, memberikan pembelajaran mendalam tentang ajaran Islam dengan pendekatan penuh kasih sayang.
Dengan dukungan dari 100 relawan dan dana yang berasal dari kotak amal serta kerja sama dengan Rumah Amal Salman, Masjid Lautze 2 terus menjadi rumah bagi mereka yang mencari kedamaian dan pemahaman dalam Islam.
Reporter: Fira Amarin KPI/3A
Tidak ada komentar
Posting Komentar