Khutbah Jumat Masjid Maalikul Hikmah Cibiru Wetan: Warisan Spiritual Orang Tua ke Anak


 
Dakwahpos.com, Bandung – Pada Jumat, 22 November 2024, Ustaz Iwan Ridwan Yusuf selaku khotib mengisi khotbah Jumat di Masjid Maalikul Hikmah. Beliau menyampaikan pesan yang menyentuh hati tentang keajaiban jantung dan otak manusia. Kedua organ ini, menurut beliau, bukan hanya berfungsi secara fisik, tetapi juga menjadi simbol kehendak Allah yang terwujud dalam kehidupan setiap manusia.  

Di awal khotbah, ustaz Iwan mengingatkan betapa sempurnanya penciptaan manusia yang telah Allah tetapkan sejak hari-hari pertama. "Yang namanya tubuh manusia, sejak dicalonkan dengan qadha dan qadar Allah pada hari ke-3 manusia diciptakan, maka terjadi mapping nasib yang Allah tetapkan. Kepala di atas, kaki di bawah, dan organ dalam dilindungi tulang belulang," ujar ustaz Iwan. Beliau juga menambahkan, "Itu semua adalah proses yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan sains, karena di baliknya ada kehendak Allah."
 
Dalam khotbahnya, ustaz Iwan menyoroti peran penting orang tua dalam membentuk generasi yang baik. Beliau menjelaskan bahwa sifat-sifat dan nilai-nilai hidup juga diwariskan dari orang tua kepada anak-anak mereka.  

"50 persen dari suami, dan 50 persen dari istri, diturunkan kepada anak-anak mereka, menurunkan seorang anak dengan rekaman dan memori jantung yang dimiliki kedua orang tuanya, dengan catatan qolbu selalu dihidupkan, selalu diinteraksikan," ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa qolbu, sebagai pusat spiritual manusia, tidak hanya terkait dengan fungsi biologis jantung, tetapi juga sebagai tempat penyimpanan nilai-nilai, kebiasaan, dan spiritualitas. Ketika qolbu hidup, ia menjadi media bagi orang tua untuk mewariskan moral dan akhlak kepada anak-anak mereka. Namun, jika qolbu dibiarkan mati karena kesibukan duniawi, memori ini bisa hilang begitu saja.

Jangan sampai atas nama kesibukan, atas nama mencari nafkah, kemudian qolbu yang ada di dalamnya memorinya hilang begitu saja. Jika qolbu tidak dihidupkan, anak-anak kita tidak akan mendapatkan rekaman yang benar untuk menjalani hidup sesuai fitrahnya," tegas ustaz Iwan kepada jemaah.  
 
Melanjutkan khotbah, ustaz Iwan kembali menyoroti fungsi jantung dan otak sebagai simbol kehidupan dan spiritualitas. Jantung, yang mulai berdetak pada hari ketiga kehidupan embrio, adalah bukti kebesaran Allah. Otak, di sisi lain, menjadi pusat kontrol pikiran dan keputusan manusia.

"Walaupun seseorang sekaya Bill Gates, sekaya Raja Brunei, atau Raja Arab Saudi sekalipun, kalau Allah sudah menetapkan ruh yang dititipkan sejak usia 4 bulan dalam kandungan dicabut, maka selesai sudah hidupnya. Semua kembali kepada Allah," ujarnya, mengingatkan jamaah bahwa hidup ini penuh dengan amanah yang harus dipertanggungjawabkan.  

Menjelang akhir khotbah, ustaz Iwan mengingatkan jamaah agar menjaga qolbu mereka tetap hidup. Qolbu yang terhubung dengan Allah akan menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada anak-anak.

"Hidupkan qolbu kita dengan dzikir, shalat, dan amal baik. Jangan abaikan qolbu karena kesibukan dunia. Anak-anak kita perlu memori qolbu yang baik agar mereka bisa hidup sesuai fitrah yang Allah tetapkan," tutupnya.  

Reporter: Muhammad Azril Hafizurrahman KPI/3A

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024