Perkuat Pemahaman Al-Qur'an, Masjid Al-Muhajir Panyileukan Selenggarakan Magrib Mengaji

Dakwahpos.com, Bandung - Pada malam Senin, 6 Oktober 2024, Masjid Al-Muhajir Panyileukan menggelar kegiatan "Magrib Mengaji" dengan tujuan untuk membaca serta memahami Al-Qur'an secara mendalam. Pengajian ini mengajak jemaah untuk bersama-sama membaca Al-Qur'an, menerjemahkannya, dan memahami asbab an-Nuzul dari ayat-ayat yang dibahas.

Pengajian Magrib Mengaji yang diadakan di Masjid Al-Muhajir Panyileukan telah berlangsung sejak tahun 2020. Pengajian kali ini membahas surah Al-Mu'minun ayat 70 hingga 77. Para jemaah dipandu oleh Imam Besar Masjid Al-Muhajir Panyileukan, Drs. A. Bachrun Rifai, M. Ag., yang menjelaskan makna mendalam dari setiap ayat. "Malam ini kita membahas ayat-ayat yang menjelaskan tentang orang-orang kafir yang menolak untuk mempercayai para rasul, termasuk ada yang beranggapan Rasulullah gila," ujar Imam Bachrun dalam sesi pengajian di Masjid Al-Muhajir Panyileukan, Minggu (6/10/2024).

Imam Bachrun juga menguraikan kisah sejarah yang berkaitan dengan turunnya ayat ke-76. "Pada masa Rasulullah pernah terjadi kelaparan hebat, sehingga ada orang yang sampai makan bulu dan darah. Dalam kondisi darurat seperti itu, Allah memberikan keringanan untuk hal-hal yang dilarang, tetapi jika tidak darurat, tentu hukum tetap melarang," jelasnya.

Pengajian ini berlangsung dalam dua sesi. Pertama, jemaah membaca ayat Al-Qur'an yang dipimpin oleh Ustaz Aen Harmaen, seorang ahli tajwid. Dalam sesi ini, jemaah juga diberikan penjelasan mengenai aturan tajwid yang benar, agar bacaan Al-Qur'an semakin tartil dan sesuai kaidah.

Setelah pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an, sesi kedua dimulai dengan terjemahan dan penjelasan lebih rinci. Imam Bachrun memberikan terjemahan dalam bahasa Indonesia dan menguraikan setiap kata secara mendalam. "Kata 'samawat' dalam ayat ini berarti langit, sedangkan 'baban' berarti pintu. Dengan memahami kosakata ini, kita bisa lebih memahami makna dari Al-Qur'an," terang Imam Bachrun. Ia juga menjelaskan bahwa arti kata dalam Al-Qur'an sering kali memiliki perbedaan makna dengan bahasa sehari-hari, sehingga penting untuk mempelajarinya lebih dalam.

Selain terjemahan, Imam Bachrun juga memberikan penjelasan tentang asbab an-Nuzul atau latar belakang turunnya ayat. Ia menekankan pentingnya memahami konteks sejarah agar ayat-ayat Al-Qur'an tidak hanya dibaca tetapi juga dihayati. "Kita ingin jamaah tidak hanya membaca, tetapi juga memahami mengapa dan bagaimana ayat-ayat ini diturunkan," ujarnya.

Kegiatan ini diadakan untuk memanfaatkan waktu antara salat Magrib dan Isya. "Biasanya jamaah pulang setelah Magrib, jadi kami mengadakan pengajian ini agar mereka bisa tetap berada di masjid dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat," kata Imam Bachrun. Ia berharap dengan adanya pengajian ini, para jemaah dapat memperdalam pengetahuan agama dan lebih mengenal Al-Qur'an.

Reporter : Desy Windayani Budi Artik, KPI/3C



Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024