Masjid Nurul Iman: Menggali Makna Perbedaan dalam Islam sebagai Rahmat



Dakwahpos.com, Bandung - Sholat Jumat di Masjid Nurul Iman, Jl. Ekadasa No. 2A, Bandung, dipimpin oleh Bp. Dr. Asep Supianudin sebagai imam dan Sdr. Rusli sebagai muroki. Dalam khutbahnya, beliau membahas tema penting mengenai perbedaan dalam Islam sebagai rahmat. pada 4 Oktober 2024,


Dalam khutbah pertama, Bp. Dr. Asep mengingatkan jamaah bahwa sebagai umat Islam, kita tidak pernah bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW. "Setelah Nabi wafat, perbedaan pemahaman yang muncul sering kali digunakan untuk kepentingan politik, menyebabkan peperangan dan pembunuhan di kalangan umat," ungkapnya.


Beliau menekankan pentingnya kembali pada ajaran Nabi melalui Al-Qur'an dan Hadist. "Kita harus terus mempelajari, memahami, dan mengamalkan agama. Kefahaman yang baik akan membawa kita pada kebaikan," ujar Bp. Dr. Asep.


Dalam konteks perayaan Maulid Nabi, Bp. Dr. Asep menjelaskan bahwa ada berbagai pandangan. "Perayaan Maulid sering dianggap bid'ah oleh sebagian, padahal di antara kita perlu ada tafaqqih untuk memahami agama dengan bijak," kata beliau.

Di khutbah kedua, beliau menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pemikiran Islam. "Fakta sejarah menunjukkan bahwa kita harus mengkolaborasikan nalar bayani, burhani, dan irfani untuk memahami ajaran Islam secara komprehensif," jelasnya.

Beliau juga menyampaikan kisah Alkhusairi, penyusun Kitab Qasidatul Burdah, yang mengalami kesembuhan setelah bermimpi bertemu Nabi. "Kisah ini menunjukkan betapa besar pengaruh iman dan doa dalam kehidupan kita," ungkap Bp. Dr. Asep.

"Semoga kita bisa menjadi umat Islam yang istiqamah, tidak terjebak pada pola pikir eksklusif, dan mampu menghargai perbedaan di antara sesama," tutup beliau.

Reporter: Saninatun Nazwa Skamet, KPI/3A



Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024