Kajian Subuh Masjid Al-Fattah Tulungagung: Tanpa Rasa Terima Kasih kepada Sesama, Kita Tidak akan Bisa Bersyukur pada Nikmat Allah

 


Dakwahpos.com, Tulungagung - Ta’mir masjid Al- Fattah Tulungagung mengadakan acara  kajian Subuh, Jumat(16/09/2023). Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap hari Ahad, Rabu dan Jumat setiap pekan. Kajian Subuh ini diisi oleh Ustadz Nur Aini dengan tema “ Masalah Syukur”

Menurut Ilham salah satu pengurus KPRM Al-Fattah Tulungagung, kegiatan rutinan ini sudah berlangsung sejak masjid Al-Fattah diresmikan pada tahun 2022.Tujuan dari kegiatan ini untuk meramaikan masjid dan juga sebagai refleksi untuk para jamaah.

Dalam ceramah nya Ustadz Nur Aini menjelaskan pentingnya rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.

“Berterima kasih kita kepada orang lain menjadi entry point atau pintu masuk untuk bersyukur kepada Allah SWT. Tanpa rasa terima kasih kita kepada sesame manusia kita tidak akan bias bersyukur pada nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita.” Ujar Ustadz Nur Aini

Selanjutnya ia menjelaskan tentang sejarah rasa syukur masyarakat Indonesia yang telah dimulai sejak nenek moyang sebelum adanya islam, terutama mereka yang hidup saat masyarakat tanah jawa masih menganut sistem kepercayaan dinamisme dan animisme.

“Dalam prakteknya sejak dahulu kala masyarakat jawa melakukan rasa syukur dengan membuat sesajen dan juga membuat melakukan ritual seperti larung di pantai. Sebenarnya, tradisi ini merupakan rasa berterima kasih masyarakat jawa kepada alam dan Tuhan YME” ungkapnya lebih lanjut.

Ustadz yang sekaligus pengurus Takmir Masjid Al-Fattah ini juga menjelaskan bahwa rasa syukur masyarakat Indonesia untuk hari kemerdekaan di tahun ini dinilai sangat kurang bahkan kurang bermoral dikarenakan tradisi yang tidak sesuai dengan amalan Pancasila dan tidak mendidik. Beliau menyampaikan kritik nya ditujukan untuk kegiatan karnaval yang berisi arak arak sound system dan peragaan busana yang mengarah ke pornografi.

“Sebagai masyarakat yang pandai bersyukur seharusnya kita dalam merayakan kemerdekaan diisi dengan teatrikal tentang pahlawan,lagu-lagu dengan semangat juang, dan konten konten yang mendidik untuk anak cucu kita.” pungkasnya.

Rahma Ananda Putri/KPI UIN SATU TULUNGAGUNG

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan