Tragedi Kanjuruhan PSSI Bertanggung Jawab

Oleh : Abdul Halim Al Muhasiby

Sepak bola merupakan cabang olahraga terfavorit di dunia, sehingga apabila tim kesayangan mengalami kekalahan menimbulkan rasa kecewa bagi para suporter, karena olahraga yang satu ini memang menghadirkan euforia yang berbeda dan tak sedikit para penggila bola, bahkan rela kehujanan dan berpanas-panasan di stadion, demi menyaksikan tim kesayangan mereka bertanding.

Namun belum lama ini jagat sepak bola nasional digemparkan dengan suatu peristiwa yang memilukan. Kericuhan di stadion Kanjuruhan Malang membuat ratusan suporter tewas. Peristiwa ini menambah kelam perjalanan sepak bola nasional, bahkan peristiwa ini langsung tersebar keluar negeri hingga menempatkan tragedi Kanjuruhan di urutan atas peristiwa kelam sepak bola.

Sepak bola selalu identik dengan suporter, semua suporter sangat mencintai tim kebanggaan mereka, maka wajar saja apabila suporter merasa kecewa atas kekalahan tim yang mereka cintai, namun suporter harus menyadari bahwa menang dan kalah adalah bagian dari pertandingan.

Tidak ada sepak bola seharga nyawa. Satu yang pasti, pertandingan sepak bola menyediakan ruang untuk berbahagia dan kecewa. Sebagai pencinta sepak bola, sejatinya kita harus menyiapkan diri terkait apapun hasil yang di dapatkan oleh tim kesayangan saat bertanding. Namanya juga pertandingan menang dan kalah adalah hal yang umum ditemui.

Dalam tragedi Kanjuruhan, semua pihak tidak ada yang mau di salahkan, lantas siapa yang harus bertanggung atas peristiwa ini, apakah suporter yang turun kelapangan, atau aparat yang menembakkan gas air mata, bahkan ada yang menyebutkan panitia pelaksanaan Liga 1 yang harus bertanggung jawab karena di anggap lalai. Pada akhirnya PSSI menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan 132 orang tersebut. Bukan hanya PSSI yang harus melakukan evaluasi tapi semua pihak harus melakukan evaluasi agar sepak bola Indonesia semakin maju.

Abdul Halim Al Muhasiby
Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023