Dakwahpos.com, Majalengka- DKM Al-furqon mengadakan kegiatan shalat jum'at, Jum'at (29/10/2021). Kegiatan yang dilakukan pada saat shalat jum'at salah satunya adalah berkhutbah, khutbah yang diisi oleh Bapak Ustad Hendra ini bertemakan Hisab dan Timbangan Pada Hari Kiamat.
Dalam khutbahnya Ustad Hendra mengatakan dari Imam Al-Muzani rahimahullah berkata "setelah hancur, manusia dibangkitkan. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan dihadapan Rabb-nya. Di masa penampakan amal manusia di hisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan diterbarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung dengan teliti, sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun, kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya niscaya tidak akan bisa, akan tetapi Allah lah yang menetapkan hukum diantara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekedar masa istirahat siang di dunia, dan Allah yang paling cepat perhitungan hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara dan bahagia, pada hari mereka dikembalikan. Sebagian masuk surge, sebagian masuk neraka."
Hari manusia dihisab Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan "di masa penampakan amal manusia di hisab" terdapat dalam surat Al-Zalzalah ayat 6-8 yang artinya "Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-mcam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah pun niscara dia akan melihat (balasannya)."
Hisab menurut kacamata akidah memiliki dua pengertian pertama Al-'Aradh (penampakan dosa da pengakuan) mempunyai dua pengertian. Pengertian secara umum, yaitu seluruh makhluk ditampakan dihadapan Allah dalam keadaan menampakan lembaran amalan mereka. Ini mencangkup orang yang dimunaqasyah (diperiksa teliti) hisabnya dan yang tidak di hisab. Pemaparan amalan maksiat kaum mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain), dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan (hisab yasir). Yang ke dua Munaqasyah (diperiksa dengan sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan.
Untuk itulah Syaikhul Islam menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara amal kebaikan dan amal keburukan, dan didalamnya terkandung pengertian munaqasyah. Juga dimaksukan dengan pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya.
Timbangan pada hari kiamat Imam Al-Muzani rahimahullah mengakatan "dengan dihadirkannya timbangan-timbangan" terdapat dalam surat Al-Anbiya ayat 47 yang artinya "kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan."
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, "akan ada timbangan yang adil pada hari kiamat. Namun sejatinya timbangan itu hanyalah satu. Disebut dengan sata mawazin karena amalan yang ditimbang itu banyak." Semoga bermanfaat dan keadaan kita di hari kiamat, semoga diberi hisab yang mudah.
Reporter : Febrina Nurul Hidayah
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Dalam khutbahnya Ustad Hendra mengatakan dari Imam Al-Muzani rahimahullah berkata "setelah hancur, manusia dibangkitkan. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan dihadapan Rabb-nya. Di masa penampakan amal manusia di hisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan diterbarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung dengan teliti, sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun, kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya niscaya tidak akan bisa, akan tetapi Allah lah yang menetapkan hukum diantara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekedar masa istirahat siang di dunia, dan Allah yang paling cepat perhitungan hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara dan bahagia, pada hari mereka dikembalikan. Sebagian masuk surge, sebagian masuk neraka."
Hari manusia dihisab Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan "di masa penampakan amal manusia di hisab" terdapat dalam surat Al-Zalzalah ayat 6-8 yang artinya "Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-mcam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah pun niscara dia akan melihat (balasannya)."
Hisab menurut kacamata akidah memiliki dua pengertian pertama Al-'Aradh (penampakan dosa da pengakuan) mempunyai dua pengertian. Pengertian secara umum, yaitu seluruh makhluk ditampakan dihadapan Allah dalam keadaan menampakan lembaran amalan mereka. Ini mencangkup orang yang dimunaqasyah (diperiksa teliti) hisabnya dan yang tidak di hisab. Pemaparan amalan maksiat kaum mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain), dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan (hisab yasir). Yang ke dua Munaqasyah (diperiksa dengan sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan.
Untuk itulah Syaikhul Islam menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara amal kebaikan dan amal keburukan, dan didalamnya terkandung pengertian munaqasyah. Juga dimaksukan dengan pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya.
Timbangan pada hari kiamat Imam Al-Muzani rahimahullah mengakatan "dengan dihadirkannya timbangan-timbangan" terdapat dalam surat Al-Anbiya ayat 47 yang artinya "kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan."
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, "akan ada timbangan yang adil pada hari kiamat. Namun sejatinya timbangan itu hanyalah satu. Disebut dengan sata mawazin karena amalan yang ditimbang itu banyak." Semoga bermanfaat dan keadaan kita di hari kiamat, semoga diberi hisab yang mudah.
Reporter : Febrina Nurul Hidayah
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar