Media Sosial Pembunuh Karakter Manusia

Media sosial merupakan salah satu simbol komunikasi global menjadi alat regresif atau kemunduran karakter yang menyedihkan bagi pemuda calon penerus bangsa. Karakter ini disebabkan cara berfikir, mental dan ketergantungan terhadap media sosial yang dimana semua itu mengalami dampaknya bagi kehidupan manusia, Khususnya oleh generasi bangsa di jaman sekarang.
Media sosial, salah satu keajaiban teknologi komunikasi, merupakan salah satu media terbesar untuk berkomunikasi. Namun, juga dapat menjadi perusak karakter terbesar dalam waktu yang sama bagi para pemuda Indonesia. Tidak perlu sampai lima menit, mudah sekali menemukan hujatan, ejekan, bahkan ancaman pembunuhan pada kolom komentar berita sehari-hari seperti breaking news, terutama politik.
Kemunduran generasi jaman sekarang ini terjadi karena munculnya sarana mencari validasi yang salah. Validasi atau kebutuhan untuk diakui oleh orang-orang adalah kebutuhan pokok semua manusia untuk mempertahankan eksistensi dalam hidup di media sosial. Namun, berbeda dengan dulu, orang-orang mencari validasi atau eksistensi dengan berusaha meraih prestasi, mempunyai ambisi besar, atau aktif dalam kegiatan kemanusiaan. Sekarang, pencarian validasi dilakukan dengan mencari kuantitas di media sosial sepertu  jumlah antara likes, comments, dan views.
Selain itu media sosial juga sering digunakan untuk sarana untuk menghina, mengejek, bahkan mencaci. Hal itu merupakan salah satu perusak mental bagi generasi penerus bangsa. Facebook, Instagram, dan Twitter atau yang lainnya menjadi sarana penghubung kehidupan sosial orang-orang yang berbeda telah berubah menjadi pemuas narsisme yang tidak mengindahkan keberadaan orang lain sebagai sesama manusia.
Dalam hal lain media sosial ini juga salah satu pengahancur mental bagi penggunanya. Karena apa? Sebab pengguna media sosial di jaman sekarang sangatlah mementingkan diri sendiri yang dimana kepentingan atau kehormatan terhadap orang lain diabaikan. Oleh karena itu pengguna media sosial ini sangat berbahaya karena dapat merusak mental dan menilai diri dari generasi sekarang yang merupakan pengguna media sosial terbanyak.
Oleh karena itu Kesadaran diri sendiri dan disiplin menjadi solusi yang bertahap dan tidak instan. Pertama, kesadaran diri sendiri akan ancaman-ancaman media sosial untuk menegakkan rasa disiplin. Kedua, disiplin untuk bertindak dengan mengontrol penggunaan media sosial seperti membatasi frekuensi penggunaan media sosial menjadi maksimal lima kali seminggu, menjaga jarak smartphone dan tempat tidur saat mengisi baterai, atau hapus media sosial yang lebih memiliki pengaruh negatif.

Rafi Hidayat Ruswandi
Mahasiswa KPI UIN 
Sunan Gunung djati, Bandung
087823927322

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023