Keberagaman Dalam Bingkaian Toleransi

Sudah sejak lama Indonesia mengenal arti toleransi. Toleransi bisa diartikan sebagai budaya, social, dan agama yang berarti sikap yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok yang berbeda atau tidak diterima oleh mayoritas masyarakat. Di Indonesia sendiri ada 2 model toleransi yang perlu dijaga dan dilestarikan yaitu tolerasi antar umat beragama dan toleransi social.

Sikap saling menghormati antar pemeluk agama dan tidak memaksa orang lain untuk memeluk agama yang kita anut serta tidak mencela agama lain merupakan contoh toleransi beragama. Sedangkan toleransi social cenderung mengedepankan kepada kelompok mayoritas untuk menghargai dan menghormati kelompok minoritas.

Di tanah air kita tercinta ini terkadang ada sentilan-sentilan yang cukup sensitif, seperti pertengkaran dan pertikaian yang melibatkan agama. Sekarang banyak seklai oknum yang memanfaatkan nama agama sebagai alat pemicu masalah. Mengapa agama yang di kambing hitamkan?? Bukankan semua agama itu mengajarkan yang baik kepada penganutnya. Sebenarnya jalan keluar dari konflik seperti ini kuncinya ada di niat pemerintah dan masyarakat untuk menghidupkan negara dengan damai dan nyaman serta toleransi sekali lagi menjadi kunci yang harus dijaga dan dilestarikan secara terus menerus.

Menanamkan sikap toleransi sebenarnya bisa dilakukan dengan melalui sistem pendidikan karakter. Pendidikan yang harus diutamakan yaitu mengedepankan sikap saling menghargai hakikat manusia. Sikap seperti ini biasa kita kenal dengan sebutan memanusikan manusia. Kemudian setelah bisa untuk saling menghargai, perlu melakukan penanaman sikap yang positif. Maksudnya,di dalam otak manusia itu ada 2 macam pikiran yaitu positif dan negative, nah yang perlu kita tanamkan sedari dini adalah pemikiran yang positif seperti membantu orang lain, mau mengalah, menghargai dll. Lalu pendidikan terakhir yang harus dilakukan yaitu religius karena dalam untuk menyadarkan diri manusia  yang sudah tuhan ciptakan dengan sempurna.

Tiga pendidikan penting tadi haruslah di kenalkan kepada anak sedini mungkin. Bisa dimulai dari menghargai perbedaan – perbedaan yang ada di lingkungan keluarga, lingkungan bermain, ataupun sekolahan. Karena sejatinya pendidikan toleransi yang dimulai dari orang terdekat akan membuat anak mampu menghadapi perbedaan dan keragaman di luar sana.

Nurul Maghfiroh Rizqi Maulida
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat
Email: nurullmaulida932@gmail.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023