Perjuangan Belum Selesai!


Oleh: Rina Nurlatifah

Melonjaknya pengunjuk rasa dalam menolak pengesahan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja sejak 7 Oktober 2020 belum memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap tuntutan-tuntutan yang dilontarkan oleh para buruh, mahasiswa dan masyarakat di setiap daerah. Pertanyaan yang muncul apakah perjuangan para buruh dan mahasiswa selesai dengan hasil banyaknya fasilitas publik yang rusak oleh para massa? Mengingat tingginya kerugian yang terjadi karena aksi massa, sosial distancing juga terlupakan namun masih saja belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

Kini menyebar surat pemberitahuan aksi terkait demo selama 5 hari, Deputi Presiden Bidang Konsolidasi Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DEN KSBSI) Surnandi menjelaskan bahwa aksi tersebut diinstruksikan untuk seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan 12-16 Oktober 2020. Ini jelas adalah salah satu bukti bahwa perjuangan para pengunjuk rasa belum selesai.

Namun jejak pengunjuk rasa saat demo 7-9 Oktober 2020 masih belum hilang, banyak kerugian infrastruktur, salah satunya sejumlah fasilitas pada Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mengalami kerusakan seperti kaca pecah, tangga penumpang tertimpa pecahan tersebut dan lainnya. Selain itu 25 halte Transjakarta rusak dan kerugian ditaksir mencapai 65 M. Tak terbayang bila pada demo 12-16 Oktober 2020 akan mengikuti kejadian kemarin, entah berapa miliar lagi uang negara yang keluar karena ulah kita sendiri.

Perjuangan dilaksanakan tidak hanya dengan menuntut dan memprovokasi sehingga timbul kericuhan, hendaknya para demonstran mulai berfikir lebih cerdas terhadap langkah apa yang perlu dilakukan tanpa merusak fasilitas publik. Ditambah Indonesia masih dalam situasi pandemi, dimana semua sektor mengalami penurunan maka diperlukan langkah lebih selektif dalam memahami kondisi. Percuma saja bila kita berjuang menutup satu lubang, namun imbas pada munculnya lubang yang lain.

Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh sebelum memulai demo, pastikan barisan anda bukan perusak namun pejuang yang sehat jasmani rohani, kemudian dilanjutkan dengan memisahkan demonstran aksi dengan provokator. Tanpa merusak fasilitas publik. Siapkan tim medis yang cukup serta senantiasa memakai masker, memakai hand sanitizer dan menjaga jarak. Semua hanya perlu satu sistem yang baku dan tidak tumpang tindih. Demonstran butuh dipedulikan agar mereka sadar bahwa tiap langkahnya menyimpan harapan kehidupan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mahasiswi Jurusan KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023