Literasi Cara Hilangkan Depresi


Oleh: Rina Nurlatifah

Belum lama ini telah terjadi aksi bunuh diri oleh seorang siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan berinisial MI (16) yang nekat bunuh diri dengan meminum racun. Korban bunuh diri akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya, korban juga kerap kali mengeluh kepada teman-temannya karena sulitnya akses internet di kediamannya yang menyebabkan tugas-tugas daringnya bertumpuk pada 7 Oktober lalu.

Ini bukan kejadian pertama di tengah pandemi, banyak sekali aksi pembunuhan ataupun bunuh diri yang diakibatkan karena depresi. Mereka menilai mati adalah jalan terbaik  daripada harus menanggung beban belajar tanpa pasti. Sekolah daring ini menuntut tiap siswa dan orang tua untuk memperbanyak literasi. Membangun diri untuk lebih mandiri, mengerti dan memahami kondisi serta terus berliterasi adalah salah satu cara mengatasi semua masalah yang terjadi.

Kalau saja setiap orang dapat memahami dan saling mengerti akan kondisi yang terjadi, maka tidak mungkin akan terjadi hal kriminal seperti ini. Mereka akan melakukan literasi dengan lebih mendalam dan mencari solusi terbaik dari permasalahan. Maka jelas jika persentase literasi masyarakat Indonesia sangat kurang sekali, bukan hanya itu rasa pengertian dan keterbukaan antar peran dalam keluarga kurang memberikan pengaruh.

Jika saja sosialisasi dapat dilakukan secara lebih terarah kepada para siswa, serta pihak sekolah mencari jalan terbaik dalam pembelajaran, maka pembunuhan dan bunuh diri tidak akan terjadi di masyarakat. Minimnya sosialisasi dan aspirasi dari pihak sekolah membuat siswa terbebani, bukan hanya itu tapi rendahnya motivasi belajar yang diberikan keluarga juga harus lebih diberikan kepada anak disaat kondisi seperti ini. Maka bukan hanya anak yang perlu literasi tapi orang tua juga.

Berikan motivasi secara menyeluruh sebelum melakukan pembelajaran, pastikan siswa sehat jasmani rohani, kemudian dilanjutkan dengan memberikan keadilan dalam setiap kebijakan. Tanpa merusak membebani dan memanjakan. Semua hanya perlu satu sistem yang baku dan tidak tumpang tindih. Siswa butuh dipedulikan agar mereka sadar bahwa tiap langkahnya menyimpan harapan besar bagi seluruh kehidupan di masa depan.

Mahasiswi Jurusan KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023